Minggu, 18 Oktober 2009

Menjelang Senja

Selulet senja yang jingga
Menggulungg surya menebar kelam
Berdiri aku diatas bukit yang tandus
Berharap mata air yang jernih

Apalah artinya malam
Bila tak menutup kepenatan siang
Wajah yang ranum nan teduh
Menggugah bayangan semu

Enter your email address:

SEANDAINYA

Seandainya?? Sebuah kata yang enak di ucapkan dan sebuah pengharapan. ‘Seandainya’, berasal dari kata dasar andai yang bermakna ‘jika saja itu terjadi’, dan sangat sulit di lepaskan dalam kehidupan sehari-hari. Suatu waktu, aku bertemu dengan kawan lama dan kami asyik bercerita tentang masa sekolah dulu. Ketika ia mulai bercerita tentang pribadinya saat ini, matanya mulai tertunduk dalam diam yang lama. Aku tetap mengamatinya dan akan mendengarkan kisah selanjutnya dari hatinya yang paling terdalam itu. “Tidak lama ini aku bertemu lagi dengan nurul,teman kita SMP. dulu. Dia akan nikah dua bulan lagi dengan orang yang asing baginya, sebab ia dijodohkan oleh orang tua. Satu hal yang membuatku terkejut saat ia mengatakan padaku, ‘Seandainya, kau hadir lebih dulu dan kita bertemu bukan seperti ini, mungkin aku akan memilihmu dari pada tunanganku itu.’ Kau tahu, ia menangis dengan kenyataan hidup ini. Dan aku? Aku tak bisa berkata-kata lagi.”

Dan aku menjawab dengan hati-hati padanya,”Seandainya? Enak banget ya kalau hidup ini kita yang atur. Tapi, kita ini milik siapa? Hidup ini ada yang mengatur sobat, manusia hanya bisa ikhtiar dan hidup sebaik mungkin. Tak ada yang harus disesali dalam hidup ini, Allah sudah menggariskan kehidupan untuk kita sejak dalam kandungan ibu, semua sudah ditetapkan oleh-Nya saat kita masih menjadi janin. Dia pula yang meniupkan ruh serta menetapkan mati, rizki, jodoh yang dirangkai dalam garis ketetapan-Nya atau kita sebut takdir.”

Seandainya??? Kata yang tak asing bagi kita. Seandainya temanku itu bisa merubah takdir mungkin kejadiannya tidak akan begitu. Namun, semua itu tidaklah mungkin, yang menguasai semua makhluk di muka bumi ini adalah Allah azza wa Jalla. Kita hanyalah seorang hamba yang penuh khilaf dan tak berdaya dihadapan-Nya.

Ketika kita kecil, kita sering mengungkapkan kata ‘seandainya’. “seandainya aku jadi pilot, seandainya aku jadi dokter, seandainya aku jadi presiden, dan lain-lain dari ungkapan ‘seandainya’. Coba ‘seandainya’ itu memang benar-benar terwujud, mungkin kita tidak akan sedih atau berkecil hati bahkan sangat bahagia sekali. Namun, perlu di ingat ‘seandainya’ selalu tak sejalan dengan hidup kita. Adakalanya ‘seandainya’ yang kita harapkan itu terwujud, semua itu pasti ada campur tangan Allah SWT yang memiliki diri kita. Misalkan saja, seandainya aku jadi orang orang pintar, hal itu akan terjadi jikalau kita berusaha mewujudkannya dengan cara belajar yang giat dan tekun, tidak hanya berandai-andai saja bahkan bermalas-malasan. Kalau saja kita mau bersungguh-sungguh, kun fayakun Allah akan diturunkan pada hambanya yang Dia ciptakan dan Dia cintai. Tidaklah mungkin Allah SWT menciptakan makhluknya dengan sis-sia, atau akan menelantarkannya. Ustadz bilang : “Walaa taiasu min rohmatillah”, kita tidak boleh berputus asa dengan garis takdir hidup kita, bukankah rahmad Allah swt sangat luas?.

Bolehlah kita berandai-andai secara wajar,apalagi untuk memotifasi diri sendiri. Mengandai-andai masa silam hanya akan menyesakkan dan menambah penyesalan yang tak berarti. Toh akhirnya yang berlalu tak akan kembali. Namun, jika kata ‘seandainya’ kita ungkapkan untuk masa depan sebagai harapan dan impian untuk mewujudkan keinginan dimasa mendatang, why not? Gak ada salahnya kan?

Hmmm…. ‘seandainya…’ sebuah kata berimbuhan yang aku pun juga menyukainya, dan memiliki makna mendalam serta harapan akan suatu hal. Semoga kita tidak terlena dengan kata ‘seandainya’ ini, jangan hanya ‘seandainya’ saja, tapi ikhtiar dengan kesungguhan agar ‘seandainya’ yang kita harapkan dapat terwujud. Amin.

Tak ada yang lebih indah dari takdir-Nya jika kita mau mengambil ibroh dari kehidupan ini. Hidup ini Cuma sekali dan jangan dipersulit. Yakinlah akan ketetapan Allah SWT yang tak akan menyia-nyiakan hambanyaNya yang beriman. Sungguh Allah itu Maha Adil dan Bijaksana dalam segala hal untuk hamba-hambanya. Semoga bermanfaat…

Subhanaka laa ‘ilmalanaa illa maa ‘allamtana innaka antal’aliimul hakiim.

“Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. Al-Baqarah 32.

Matsari, 18 Oktober 2009

Enter your email address:

Puisi bagi Muslimah

Disaat dunia menjadi malam yang gelap gulita
Sang surya bersembunyi dibaliknya
Namun gelapnya malam tak sendiri
Dilangit masih tetap berdiam berpuluh juta bintang
Meski rembulan harus menduduki tahta malam
Pancarkan keindahan, sinari jagad raya
Dibalik tirai malam, sang dara memuji Rabbnya
Dia bagaikan bintang diangkasa
Yang kilaunya menyengat mata
Membuat takjub para pencari cinta
Sebuah bintang yang bersinar
Tak dapat dipegang, tapi dapat dipandang(dari jauh)
Meski tak dapat diraih, hanya mampu terbayang dalam angan
Duhai dara yang sinarnya bagai bintang
Tetaplah pada auramuyang menyejukkan
Dengan cahaya kecil menerangi alam semesta
Penuh khusyu’ dan khudu’
Berjalan pada pada cahaya Robbmu
Tetaplah menjaga pribadi islami dan penuh kemuliaan
Hingga takdir Illahi membawamu dalam rengkuhan kasih sayang-Nya
Dalam keikhlasan mencapai keridhoan Allah SWT, semata

Enter your email address: