Selasa, 29 Desember 2009

SEMIKAN DUNIA SASTRA DILINGKUNGAN SEKOLAH DASAR‎


Karya sastra merupakan hasil penafsiran kehidupan yang dilakukan oleh ‎sastrawannya. Dengan karya sastra pengarang dapat mengkomunikasikan tulisannya ‎pada pembaca dan pemerhati karya sastra sehingga dapat dinikmati isinya. Pentingnya ‎pengajaran sastra di kalangan siswa terutama siswa sekolah dasar akan membawa arus ‎segar, sehingga siswa akan lebih familliar dengan karya sastra dilingkungan sekitar. ‎Siswa juga akan terbiasa dengan karya sastra yang telah diperkenalkan baik dari guru ‎mata pelajaran maupun dari berbagai media (majalah, internet, koran, dll) yang ‎mereka baca sehingga dapat mengekspresikan karyanya sendiri dan dinilai oleh orang ‎lain (kritik sastra). Pengajaran sastra dikalangan siswa sekolah dasar tidaklah mudah. ‎Apalagi siswa yang tidak berminat untuk mengapresiasikan sastra sangatlah banyak.‎
Melalui pengajaran sastra, siswa diharapkan memiliki wawasan yang cukup ‎memadai tentang sastra, bersikap positif terhadap sastra serta mampu ‎mengembangkan wawasan, kemampuan, dan sikap positifnya lebih lanjut. Dengan ‎kata lain, melalui pengajaran sastra diharapkan akan tertanam daya apresiasi yang ‎baik pada siswa yang pada gilirannya akan membawa dampak positif bagi apresiasi ‎dikalangan masyarakat yang lebih luas (Suminto, 2005)‎
Akan tetapi keinginan untuk menghidupkan karya sastra dilingkungan siswa ‎sangat kecil sekali. Hal ini terbukti semakin seretnya pemasaran karya-karya yang ‎diterbitkan dan minimnya kegemaran membaca karya sastra baik yang diperpustakaan ‎maupun pada media lainnya. Ada hal yang sangat penting saat ini untuk ‎menumbuhkan minat pada karya sastra apalagi mewujudkan cinta baca karya sastra ‎diantaranya yaitu:‎

‎1.‎ Tumbuhkan minat baca pada karya sastra, dengan mengajak siswa ke ‎Perpustakaan yang telah tersedia dengan memberi tugas apresiasi ‎karya sastra, baik dengan menceritakan kembali apa yang telah dibaca, ‎sinopsis, reverensi buku, dll. Siswa juga diajak berperan serta ‎membuat karya sastra (mengarang) baik berupa puisi, cerpen, dll dan ‎dibacakan didepan kelas. ‎
‎2.‎ Meningkatkan tiras buku sastra,‎
Dewasa ini, perkembangan sastra makin meluas. Banyak pendatang ‎baru dalam dunia sastra untuk mengekspresikan karya sastranya baik ‎dicetak berbentuk buku maupun berbentuk media maya (internet). ‎Akan tetapi mereka yang tidak punya komputer dirumah kesulitan ‎untuk membaca karya sastra lewat internet. Apalagi bagi siswa SD ‎yang masih banyak yang awam dengan media maya tersebut, bagi ‎siswa yang sudah terbiasa dengan komputer tidak akan susah untuk ‎mencari dan mendownload langsung bacaan sastra. Untuk itu ‎dibutuhkan penulis karya sastra yang bermutu untuk siswa sekelas ‎Sekolah Dasar dan mencetak karyanya berupa buku sebanyak mungkin ‎sehingga siswa akan lebih banyak mendapat pengetahuan tentang ‎sastra.‎
‎3.‎ Meningkatkan mutu karya sastra.‎
Semakin maraknya karya sastra saat ini yang dibukukan atau yang ‎diposting lewat internet dapat memberikan angin segar pada para ‎pecinta sastra. Apalagi sangat bermanfaat bagi siswa dan pengajar ‎bahasa indonesia dilembaga pendidikan. Akan tetapi, semakin ‎menjamurnya karya sastra hendaknya diperhatikan mutunya. Sehingga ‎dikalangan siswa dapat menerima dengan baik pelajaran sastra saat ini. ‎Sedikit sekali kita jumpai karya sastra yang mutunya bagus untuk ‎dibaca oleh kalangan sekolah dasar. Semoga saja masih ada semangat ‎bagi penulis untuk mengembangkan karya sastra yang dapat diterima ‎siswa SD dan dapat menjadi modal utama bagi siswa untuk belajar ‎bahasa indonesia khususnya pada dunia sastra.‎
‎4.‎ Menumbuhkan minat untuk mengulas dan mengritik karya sastra. ‎
Sebagai pengajar bahasa indonesia haruslah lebih kreatif dalam metode ‎pengajarannya. Seorang siswa tidak akan berhasil jika tidak ada ‎dukungan khusus dari pengajar itu sendiri. Siswa dapat menerima ‎pelajaran sastra karena adanya masukan dari guru lewat mata pelajaran ‎bahasa indonesia. Dengan adanya panduan dari pengajar, hendaknya ‎siswa diajarkan bagaimana cara mengkritik dan mengulas sebuah karya ‎sastra. Agar nantinya mereka tidak lagi canggung untuk mengeluarkan ‎pendapat lewat kritik sastra atau mengulas karya sastra itu sendiri.‎
‎5.‎ Meningkatkan pertumbuhan majalah bulanan sastra, sehingga peminat ‎karya sastra dapat karya-karya segar dari orang lain.‎
Saat ini sudah banyak kita temui majalah atau koran yang memuat ‎pendidikan tentang karya sastra. Sorang pelajar dapat ‎mengapresiasikan karya sastra mereka lewat majalah atau koran yang ‎diterbitkan oleh lembaga baik disekolah maupun pemerintah kota ‎setempat. Pelajar juga dapat membaca karya sastra orang lain sehingga ‎dapan menambah wawasannya tentang sastra.‎
‎6.‎ Mengadakan sayembara-sayembara sastra, baik dilingkungan sekolah, ‎antar sekolah, maupun sampai tingkat nasional.‎
Ada rona kebahagiaan dalam dunia sastra saat ini, dimana karya sastra ‎mulai banyak diminati oleh semua kalangan, khususnya bagi para ‎pelajar. Sebuah penghargaan besar jika karya sastra kita mendapat ‎tempat khusus dan dapat dijadikan ajang kompetensi. Banyak sekali ‎kita temukan sayembara-sayembara untuk mengapresiasikan karya ‎sastra seperti penulisan novel, cerpen atau puisi di koran, majalah atau ‎di internet. Dari sini perkembangan minat terhadap sastra sangat berarti ‎sekali, apalagi bagi para pecinta sastra dan pelajar khususnya.‎
‎7.‎ Mengadakan siaran acara sastra dan pembicaraan buku sastra di ‎televisi.‎
Satu hal yang menarik dapat kita jumpai pada siaran live televisi pada ‎beberapa stasiuin televisi di Indonesia yang memberikan udara segar ‎bagi pelajaran sastra (bahasa indonesia) bagi pelajar dengan pemateri ‎yang sangat ahli dalam bidangnya. Dan siswa dapat bertanya jawab ‎secara interaktif didalamnya. Sehingga kesulitan yang dihadapi dalam ‎memahami pelajaran tersebut dapat terjawab. Hal ini juga sangat ‎membantu sekali bagi pengajar (bahasa) sehingga dapat masukan yang ‎berarti untuk meningkatkan kualitas pengajaran.‎
Disamping itu adanya seminar yang membahas karya sastra juga sering ‎dijumpai dan lagi adanya bedah buku sastra oleh penulis sudah masuk ‎pada lembaga pendidikan, yang dulunya hanya pada lingkungan ‎kampus tapi kini sudah merambat pada lingkungan sekolah baik ‎tingkat SD, SMP, ataupun SMA. Dengan ini akan sangat membantu ‎sekali untuk meningkatkan minat dalam kajian sastra di indonesia, dan ‎akan kita temukan lagi penerus baru seperti Khoiril Anwar, Amir ‎Hamzah, Hamka dan penyair lain yang tumbuh dikalangan pelajar dan ‎para pecinta sastra Indonesia.‎

Seorang siswa tidak hanya dikenalkan dengan buku sastra indonesia, mereka ‎juga harus mengetahui nama pengarang, judul buku, jalan cerita, kapan dikarang dan ‎riwayat pengarang, dengan sinopsis buku. Hendaknya seorang guru melatih siswa ‎dengan meningkatkan minat baca, kemampuan mengarang dan mengajak mereka ‎bertemu dengan sejumlah sastrawan tamu yang berbicara dan berdiskusi tentang karya ‎mereka. Harapan dalam pengajaran karya sastra tidak lain adalah untuk menjadikan ‎lapisan bangsa terpelajar yang membaca buku dan mampu menulis surat, laporan, ‎proposal dan karangan untuk pekerjaan apapun sebagai sumbangsih pendidikan dan ‎pengajaran sastra. ‎

Kota sejuk, akhir April 2009‎

Enter your email address:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar