Selasa, 29 Desember 2009

SEMIKAN DUNIA SASTRA DILINGKUNGAN SEKOLAH DASAR‎


Karya sastra merupakan hasil penafsiran kehidupan yang dilakukan oleh ‎sastrawannya. Dengan karya sastra pengarang dapat mengkomunikasikan tulisannya ‎pada pembaca dan pemerhati karya sastra sehingga dapat dinikmati isinya. Pentingnya ‎pengajaran sastra di kalangan siswa terutama siswa sekolah dasar akan membawa arus ‎segar, sehingga siswa akan lebih familliar dengan karya sastra dilingkungan sekitar. ‎Siswa juga akan terbiasa dengan karya sastra yang telah diperkenalkan baik dari guru ‎mata pelajaran maupun dari berbagai media (majalah, internet, koran, dll) yang ‎mereka baca sehingga dapat mengekspresikan karyanya sendiri dan dinilai oleh orang ‎lain (kritik sastra). Pengajaran sastra dikalangan siswa sekolah dasar tidaklah mudah. ‎Apalagi siswa yang tidak berminat untuk mengapresiasikan sastra sangatlah banyak.‎
Melalui pengajaran sastra, siswa diharapkan memiliki wawasan yang cukup ‎memadai tentang sastra, bersikap positif terhadap sastra serta mampu ‎mengembangkan wawasan, kemampuan, dan sikap positifnya lebih lanjut. Dengan ‎kata lain, melalui pengajaran sastra diharapkan akan tertanam daya apresiasi yang ‎baik pada siswa yang pada gilirannya akan membawa dampak positif bagi apresiasi ‎dikalangan masyarakat yang lebih luas (Suminto, 2005)‎
Akan tetapi keinginan untuk menghidupkan karya sastra dilingkungan siswa ‎sangat kecil sekali. Hal ini terbukti semakin seretnya pemasaran karya-karya yang ‎diterbitkan dan minimnya kegemaran membaca karya sastra baik yang diperpustakaan ‎maupun pada media lainnya. Ada hal yang sangat penting saat ini untuk ‎menumbuhkan minat pada karya sastra apalagi mewujudkan cinta baca karya sastra ‎diantaranya yaitu:‎

‎1.‎ Tumbuhkan minat baca pada karya sastra, dengan mengajak siswa ke ‎Perpustakaan yang telah tersedia dengan memberi tugas apresiasi ‎karya sastra, baik dengan menceritakan kembali apa yang telah dibaca, ‎sinopsis, reverensi buku, dll. Siswa juga diajak berperan serta ‎membuat karya sastra (mengarang) baik berupa puisi, cerpen, dll dan ‎dibacakan didepan kelas. ‎
‎2.‎ Meningkatkan tiras buku sastra,‎
Dewasa ini, perkembangan sastra makin meluas. Banyak pendatang ‎baru dalam dunia sastra untuk mengekspresikan karya sastranya baik ‎dicetak berbentuk buku maupun berbentuk media maya (internet). ‎Akan tetapi mereka yang tidak punya komputer dirumah kesulitan ‎untuk membaca karya sastra lewat internet. Apalagi bagi siswa SD ‎yang masih banyak yang awam dengan media maya tersebut, bagi ‎siswa yang sudah terbiasa dengan komputer tidak akan susah untuk ‎mencari dan mendownload langsung bacaan sastra. Untuk itu ‎dibutuhkan penulis karya sastra yang bermutu untuk siswa sekelas ‎Sekolah Dasar dan mencetak karyanya berupa buku sebanyak mungkin ‎sehingga siswa akan lebih banyak mendapat pengetahuan tentang ‎sastra.‎
‎3.‎ Meningkatkan mutu karya sastra.‎
Semakin maraknya karya sastra saat ini yang dibukukan atau yang ‎diposting lewat internet dapat memberikan angin segar pada para ‎pecinta sastra. Apalagi sangat bermanfaat bagi siswa dan pengajar ‎bahasa indonesia dilembaga pendidikan. Akan tetapi, semakin ‎menjamurnya karya sastra hendaknya diperhatikan mutunya. Sehingga ‎dikalangan siswa dapat menerima dengan baik pelajaran sastra saat ini. ‎Sedikit sekali kita jumpai karya sastra yang mutunya bagus untuk ‎dibaca oleh kalangan sekolah dasar. Semoga saja masih ada semangat ‎bagi penulis untuk mengembangkan karya sastra yang dapat diterima ‎siswa SD dan dapat menjadi modal utama bagi siswa untuk belajar ‎bahasa indonesia khususnya pada dunia sastra.‎
‎4.‎ Menumbuhkan minat untuk mengulas dan mengritik karya sastra. ‎
Sebagai pengajar bahasa indonesia haruslah lebih kreatif dalam metode ‎pengajarannya. Seorang siswa tidak akan berhasil jika tidak ada ‎dukungan khusus dari pengajar itu sendiri. Siswa dapat menerima ‎pelajaran sastra karena adanya masukan dari guru lewat mata pelajaran ‎bahasa indonesia. Dengan adanya panduan dari pengajar, hendaknya ‎siswa diajarkan bagaimana cara mengkritik dan mengulas sebuah karya ‎sastra. Agar nantinya mereka tidak lagi canggung untuk mengeluarkan ‎pendapat lewat kritik sastra atau mengulas karya sastra itu sendiri.‎
‎5.‎ Meningkatkan pertumbuhan majalah bulanan sastra, sehingga peminat ‎karya sastra dapat karya-karya segar dari orang lain.‎
Saat ini sudah banyak kita temui majalah atau koran yang memuat ‎pendidikan tentang karya sastra. Sorang pelajar dapat ‎mengapresiasikan karya sastra mereka lewat majalah atau koran yang ‎diterbitkan oleh lembaga baik disekolah maupun pemerintah kota ‎setempat. Pelajar juga dapat membaca karya sastra orang lain sehingga ‎dapan menambah wawasannya tentang sastra.‎
‎6.‎ Mengadakan sayembara-sayembara sastra, baik dilingkungan sekolah, ‎antar sekolah, maupun sampai tingkat nasional.‎
Ada rona kebahagiaan dalam dunia sastra saat ini, dimana karya sastra ‎mulai banyak diminati oleh semua kalangan, khususnya bagi para ‎pelajar. Sebuah penghargaan besar jika karya sastra kita mendapat ‎tempat khusus dan dapat dijadikan ajang kompetensi. Banyak sekali ‎kita temukan sayembara-sayembara untuk mengapresiasikan karya ‎sastra seperti penulisan novel, cerpen atau puisi di koran, majalah atau ‎di internet. Dari sini perkembangan minat terhadap sastra sangat berarti ‎sekali, apalagi bagi para pecinta sastra dan pelajar khususnya.‎
‎7.‎ Mengadakan siaran acara sastra dan pembicaraan buku sastra di ‎televisi.‎
Satu hal yang menarik dapat kita jumpai pada siaran live televisi pada ‎beberapa stasiuin televisi di Indonesia yang memberikan udara segar ‎bagi pelajaran sastra (bahasa indonesia) bagi pelajar dengan pemateri ‎yang sangat ahli dalam bidangnya. Dan siswa dapat bertanya jawab ‎secara interaktif didalamnya. Sehingga kesulitan yang dihadapi dalam ‎memahami pelajaran tersebut dapat terjawab. Hal ini juga sangat ‎membantu sekali bagi pengajar (bahasa) sehingga dapat masukan yang ‎berarti untuk meningkatkan kualitas pengajaran.‎
Disamping itu adanya seminar yang membahas karya sastra juga sering ‎dijumpai dan lagi adanya bedah buku sastra oleh penulis sudah masuk ‎pada lembaga pendidikan, yang dulunya hanya pada lingkungan ‎kampus tapi kini sudah merambat pada lingkungan sekolah baik ‎tingkat SD, SMP, ataupun SMA. Dengan ini akan sangat membantu ‎sekali untuk meningkatkan minat dalam kajian sastra di indonesia, dan ‎akan kita temukan lagi penerus baru seperti Khoiril Anwar, Amir ‎Hamzah, Hamka dan penyair lain yang tumbuh dikalangan pelajar dan ‎para pecinta sastra Indonesia.‎

Seorang siswa tidak hanya dikenalkan dengan buku sastra indonesia, mereka ‎juga harus mengetahui nama pengarang, judul buku, jalan cerita, kapan dikarang dan ‎riwayat pengarang, dengan sinopsis buku. Hendaknya seorang guru melatih siswa ‎dengan meningkatkan minat baca, kemampuan mengarang dan mengajak mereka ‎bertemu dengan sejumlah sastrawan tamu yang berbicara dan berdiskusi tentang karya ‎mereka. Harapan dalam pengajaran karya sastra tidak lain adalah untuk menjadikan ‎lapisan bangsa terpelajar yang membaca buku dan mampu menulis surat, laporan, ‎proposal dan karangan untuk pekerjaan apapun sebagai sumbangsih pendidikan dan ‎pengajaran sastra. ‎

Kota sejuk, akhir April 2009‎

Enter your email address:

Minggu, 27 Desember 2009

Muharram Adhim


Bulan Muharram adalah bulan yang agung, dan keutamaannya sangat banyak. ‎dianjurkan pada bulan ini berpuasa sunnah.‎
adapun amaliyah dibulan muharram adalah:‎

‎1. puasa diakhir dan awal tahun‎
al. Hafidz ibn Hajar menyebutkan, sesungguhnya telah diriwayatkan dari ‎Sayyidatina Hafsah Ra dari Rosulullah SAW beliau bersabda: " Barangsiapa ‎berpuasa di hari terakhir bulan Dzulhijah dan awal hari bulan Muharram, maka ‎Allah SWT akan menjadikannya sebagai pelebur dosa 50 tahun, dan puasa sehari ‎di bulan Muharram sama dengan 30 hari diselainnya".‎

‎2. Puasa hari kamis, jumat dan sabtu‎
Rosulullah SAW bersabda: " Barangsiapa berpuasa tiga hari dari bulan-bulan ‎haram(yaitu Muharram, Dzulqodah, Dzulhijah, dan rajab) pada hari kamis, ‎jumat dan sabtu secara berturut-turut, maka Allah SWT akan menulis ‎baginyaibadah 700 tahun.‎

‎3. memperbanyak membaca ayat kursi‎
beberapa ulama' mengatakan " Barang siapa membaca ayat kursi 360 x beserta ‎basmalah dihari pertama bulan muharram dan membaca doa 'Allahumma yaa muhawwil ahwal, hawwil haali ila ahsanil ahwal, ‎bihaulika waquwwatika yaa 'azizu yaa muta'al, washollallahu ta'ala 'ala ‎sayyidina muhammad wa 'ala aalihi washohbihi wasallam'maka dia ‎akan terjaga dari hal-hal yang tidak disenangi selama tahun tersebut.‎

‎4. Amalan dibulan Assyura (10 muharram)‎
a. puasa Assyura
dari Abi Qotadah, ditanya Rosulullah SAW tentang puasa hari assyura, beliau ‎berkata: menggugurkan dosa setahun yang lewat
b. meluaskan nafkah pada keluarga
c. memperbanyak bacaan hasbunallah dan tasbih agar Allah SWT mencukupi ‎‎(menjaga) dari kejelekan tahun tersebut (hasbunallah wani'mal wakil, ni'mal ‎maula wani'mannashir)‎
d. memperbanyak istighfar
e. menyantuni anak yatim, disunahkan membelai kepalanya dengan rasa kasih ‎sayang pada anak yatim.‎


‎"Selamat Tahun Baru 1431 H"‎

Enter your email address:

Minggu, 13 Desember 2009

Jangan banyak bersedih

Rasa sedih yang berlarut-larut terjadi jika kita terlalu mencintai kesenangan dunia. Itulah yang memicu terjadinya penyakit paru-paru, menekan fungsi kelenjar, dan mengganggu keseimbangan hormonal. Oleh karena itu, perbanyaklah membaca Surah Al-insyiroh saat sholat. Allah SWT berfirman, “janganlah kalian merasa rendah diri dan jangan pula merasa sedih, sesungguhnnya kedudukan kalian sangatlah tinggi dihadapan-ku, jika kalian menjadi orang mukmin.” Ayat ini memberikan optimisme bagi orang mukmin, bahwa seberat apapun ujian yang diterima, tidak ada artinya dibandingkan nikmat iman berupa kedudukan yang tinggi disisi AllahSWT. Rasa harap akan menumbuhkan optimisme, sedangkan optimisme akan menggairahkan hidup dan menyehatkan badan dengan menyeimbangkan gejolak emosi sehingga semangat hidup terpelihara.

Enter your email address:

Jangan takut berlebihan

Orang hidup harus berani menghadapi tantangan yang ada. Para tabib berpendapat bahwa takut yang berlebihan dapat menyebabkan sel-sel otak menjadi rusak sehingga dapat memicu penyakit alzheimer, perkinsonisme, pikun dini, dan cepat tua. Untuk menguatkan hati, perbanyaklah membaca ‘lahaula wala quwwata illabillah’. Munculnya rasa takut disebabkan kurangnnya rasa percaya diri dalam mengatasi suatu masalah. Obat penghilang rasa takut adalah belajar untuk selalu berserah diri kepada Allah Swt.dan bersikap tegas. Tawakal adalah sikap pasrah sepenuhnya kepada Allah setelah kita berusaha dengan cara-cara yang diridhoiNya. Hal tersebut akan memberikan rasa aman di hati dan arasa percaya diri. Sikap tegas membuat orang berani menentukan sikap dalam mengatasi problem kehidupan.

Enter your email address:

Jangan terlalu banyak tidur

Rosulullah mencontohkan tidur yang baik dengan posisi tidur miring ke kanan dan tangan kanan mengganjal kepala. Posisi tidur miring ke kiri dikhawatirkan akan menimbulkan penekanan lambung sehingga dapat mengganggu pencernaan. Posisi tidur miring ke kiri juga dapat menekan jantung sehingga memngaruhi kemampuan kerja jantung serta mengganggu irama dan kemampuan memompanya. Ada penelitian yang mengatakan bahwa terlambat berangkat tidur akan mengganggu revitalitas organ tertentu karena revitalitas organ tersebut terjadi pada jam tertentu. Tidur terlalu lama dapat mengentalkan darah dan menimbulkan resiko serangan jantung maupun stroke. Tidur yang sehat adalah dua j am setelah makan malam dan bangun antara pukul 3-4 pagi, karena serangan jantung dan stroke sering terjadi antara pukul 3-6 pagi. Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur akan beresiko mengganggu keseimbangan hormon kortisol dan serotonin. Hormon kortisol yang tidak terkendali akan meningkatkan resiko menderita kencing manis. Tidak stabilnya kadar hormon serotin akan memengaruhi kestabilan emosi. Kekurangan hormon serotin dapat menyebabkan depresi. Sementara kelebihan hormon serotonin menyebabkan kegembiraan tak terkendali sehingga meningkatkan resiko penyakit jantung dan ancaman serangan jantung. Orang yang kurang tidur dari 6,5 jam mengalami peningkatan kadar hormon kortisol (hormon yang meningkatkan kadar gula darah) dan hormon insulin 50% lebih tinggi dari biasanya. Sedangkan resistensi insulinnya meningkat 40%. Peningkatan kadar insulin yang tidak diikuti dengan transportasinya kejaringan akan mengakibatkan peningkatan gula darah. Jika kondisi tersebut terjadi terus-menerus akan memicu terjadinya diabetes mellitus.

Enter your email address:

Jangan Mudah Marah

Marah merupakan manifestasi kesedihan dan kesombongan. Orang yang sedang marah terlihat dari respon anggota tubuhnya seperti tangan gemetar, muka memerah, dan jantung berdebar kencang. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa orang yang sedang marah pada hakikatnya membebani otak, pembuluh darah, dan jantungnya dengan beban yang berat. Kemarahan yang berulang-ulang menunjukkan bahwa pelakunya menderita penyakit hati dan beresiko terserang tekanan darah tinggi, stroke, depresi, penyakit saraf pusat, penyakit jantung, dan vertigo.
Rasulullah SAW bersabda, “Marah adalah dari setan dan setan dari api, padamkanlah kemarahanmu dengan berwudhu.” Beliau juga mengajarkan agar ketika kita marah dalam keadaan berdiri, hendaklah segera duduk, jika sedang duduk, hendaklahberbaring. Bacalah istighfar karena marah merupakan gabungan antara sombong dan sedih. Obat sombong adalah istighfar, lalu berwudhulah sesuai anjuran Nabi SAW.
Terdapat enam jenis emosi yang jika terjadi dalam waktu yang lama dapat membahayakan kesehatan. Gejolah emosi berupa marah berlebihan dapat menyebabkan penyakit jantung. Takut yang berlebihan dapat menyebabkan penyakit depresi. Cemas yang berlebihan mengancam ginjal. Sedig berlebihan dapat menyebabkan sakit pada paru-paru. Gembira berlebihan dapat menyulut penyakit jantung. Malu yang berlebihan dapat menyebabkan penyakit maag dan liver.(Dr,M. Toha Ali Asseqaf,cara sehat ala rosulullah)

Enter your email address:

Minggu, 18 Oktober 2009

Menjelang Senja

Selulet senja yang jingga
Menggulungg surya menebar kelam
Berdiri aku diatas bukit yang tandus
Berharap mata air yang jernih

Apalah artinya malam
Bila tak menutup kepenatan siang
Wajah yang ranum nan teduh
Menggugah bayangan semu

Enter your email address:

SEANDAINYA

Seandainya?? Sebuah kata yang enak di ucapkan dan sebuah pengharapan. ‘Seandainya’, berasal dari kata dasar andai yang bermakna ‘jika saja itu terjadi’, dan sangat sulit di lepaskan dalam kehidupan sehari-hari. Suatu waktu, aku bertemu dengan kawan lama dan kami asyik bercerita tentang masa sekolah dulu. Ketika ia mulai bercerita tentang pribadinya saat ini, matanya mulai tertunduk dalam diam yang lama. Aku tetap mengamatinya dan akan mendengarkan kisah selanjutnya dari hatinya yang paling terdalam itu. “Tidak lama ini aku bertemu lagi dengan nurul,teman kita SMP. dulu. Dia akan nikah dua bulan lagi dengan orang yang asing baginya, sebab ia dijodohkan oleh orang tua. Satu hal yang membuatku terkejut saat ia mengatakan padaku, ‘Seandainya, kau hadir lebih dulu dan kita bertemu bukan seperti ini, mungkin aku akan memilihmu dari pada tunanganku itu.’ Kau tahu, ia menangis dengan kenyataan hidup ini. Dan aku? Aku tak bisa berkata-kata lagi.”

Dan aku menjawab dengan hati-hati padanya,”Seandainya? Enak banget ya kalau hidup ini kita yang atur. Tapi, kita ini milik siapa? Hidup ini ada yang mengatur sobat, manusia hanya bisa ikhtiar dan hidup sebaik mungkin. Tak ada yang harus disesali dalam hidup ini, Allah sudah menggariskan kehidupan untuk kita sejak dalam kandungan ibu, semua sudah ditetapkan oleh-Nya saat kita masih menjadi janin. Dia pula yang meniupkan ruh serta menetapkan mati, rizki, jodoh yang dirangkai dalam garis ketetapan-Nya atau kita sebut takdir.”

Seandainya??? Kata yang tak asing bagi kita. Seandainya temanku itu bisa merubah takdir mungkin kejadiannya tidak akan begitu. Namun, semua itu tidaklah mungkin, yang menguasai semua makhluk di muka bumi ini adalah Allah azza wa Jalla. Kita hanyalah seorang hamba yang penuh khilaf dan tak berdaya dihadapan-Nya.

Ketika kita kecil, kita sering mengungkapkan kata ‘seandainya’. “seandainya aku jadi pilot, seandainya aku jadi dokter, seandainya aku jadi presiden, dan lain-lain dari ungkapan ‘seandainya’. Coba ‘seandainya’ itu memang benar-benar terwujud, mungkin kita tidak akan sedih atau berkecil hati bahkan sangat bahagia sekali. Namun, perlu di ingat ‘seandainya’ selalu tak sejalan dengan hidup kita. Adakalanya ‘seandainya’ yang kita harapkan itu terwujud, semua itu pasti ada campur tangan Allah SWT yang memiliki diri kita. Misalkan saja, seandainya aku jadi orang orang pintar, hal itu akan terjadi jikalau kita berusaha mewujudkannya dengan cara belajar yang giat dan tekun, tidak hanya berandai-andai saja bahkan bermalas-malasan. Kalau saja kita mau bersungguh-sungguh, kun fayakun Allah akan diturunkan pada hambanya yang Dia ciptakan dan Dia cintai. Tidaklah mungkin Allah SWT menciptakan makhluknya dengan sis-sia, atau akan menelantarkannya. Ustadz bilang : “Walaa taiasu min rohmatillah”, kita tidak boleh berputus asa dengan garis takdir hidup kita, bukankah rahmad Allah swt sangat luas?.

Bolehlah kita berandai-andai secara wajar,apalagi untuk memotifasi diri sendiri. Mengandai-andai masa silam hanya akan menyesakkan dan menambah penyesalan yang tak berarti. Toh akhirnya yang berlalu tak akan kembali. Namun, jika kata ‘seandainya’ kita ungkapkan untuk masa depan sebagai harapan dan impian untuk mewujudkan keinginan dimasa mendatang, why not? Gak ada salahnya kan?

Hmmm…. ‘seandainya…’ sebuah kata berimbuhan yang aku pun juga menyukainya, dan memiliki makna mendalam serta harapan akan suatu hal. Semoga kita tidak terlena dengan kata ‘seandainya’ ini, jangan hanya ‘seandainya’ saja, tapi ikhtiar dengan kesungguhan agar ‘seandainya’ yang kita harapkan dapat terwujud. Amin.

Tak ada yang lebih indah dari takdir-Nya jika kita mau mengambil ibroh dari kehidupan ini. Hidup ini Cuma sekali dan jangan dipersulit. Yakinlah akan ketetapan Allah SWT yang tak akan menyia-nyiakan hambanyaNya yang beriman. Sungguh Allah itu Maha Adil dan Bijaksana dalam segala hal untuk hamba-hambanya. Semoga bermanfaat…

Subhanaka laa ‘ilmalanaa illa maa ‘allamtana innaka antal’aliimul hakiim.

“Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. Al-Baqarah 32.

Matsari, 18 Oktober 2009

Enter your email address:

Puisi bagi Muslimah

Disaat dunia menjadi malam yang gelap gulita
Sang surya bersembunyi dibaliknya
Namun gelapnya malam tak sendiri
Dilangit masih tetap berdiam berpuluh juta bintang
Meski rembulan harus menduduki tahta malam
Pancarkan keindahan, sinari jagad raya
Dibalik tirai malam, sang dara memuji Rabbnya
Dia bagaikan bintang diangkasa
Yang kilaunya menyengat mata
Membuat takjub para pencari cinta
Sebuah bintang yang bersinar
Tak dapat dipegang, tapi dapat dipandang(dari jauh)
Meski tak dapat diraih, hanya mampu terbayang dalam angan
Duhai dara yang sinarnya bagai bintang
Tetaplah pada auramuyang menyejukkan
Dengan cahaya kecil menerangi alam semesta
Penuh khusyu’ dan khudu’
Berjalan pada pada cahaya Robbmu
Tetaplah menjaga pribadi islami dan penuh kemuliaan
Hingga takdir Illahi membawamu dalam rengkuhan kasih sayang-Nya
Dalam keikhlasan mencapai keridhoan Allah SWT, semata

Enter your email address:

Minggu, 12 Juli 2009

Memory in the Sendang Biru

Perjalanan wisata kali ini dan mengawali liburan semester genap kami tertuju pada sebuah tempat yang tak asing lagi bagi masyarakat kota malang selatan yakni pantai Sendang Biru. Disamping relaksasi dan mendinginkan otak serta silaturrahim bagiku sudah cukup untuk mengisi liburan yang indah ini. Tepatnya pada tanggal 29 juni 2009 kemaren, perjalanan dimulai pukul 08.00 pagi waktu indonesia bagian barat. Karena musim liburan perjalanan tak semulus dugaan, karena ada perbaikan jalan sehingga mengalami kemacetan lumayan panjang.

Alhamdulillah, sampai pada tujuan sekitar kurang lebih pukul 11.30. rombongan kamipun istirahat sambil menyantap ayam panggang dan pecel yang rasanya maknyussss. Setelah, sholat dzuhur berjamaah, kami meluncur bersama perahu untuk menikmati panorama keindahan Sendang. Subhanallah perairan yang membentang membuatku takjub, dengan hutan mangrove yang masih tumbuh dengan subur disekitar pulau-pulau kecil sendang. Tampak penduduk mengayun sampan tuk mencari ikan, dan sesekali pemandangan bocah-bocah kegirangan terjun dan berenang serta wisatawan domestik yang yang tak ketinggalan duduk-duduk dibibir pantai yang sejuk. Kamipun tak melewatkan pengalaman seru yang menurutku masih sangat kurang lama untuk menikmati keelokan sendang, laksana orang pegunungan yang turun lautan girangnya bukan main, terlebih lagi saya (hehehehe.... ). Setelah mengarungi pantai yang Cuma sebentar, kami menuju ke pasar ikan (waaah....ini yang jadi niatan utama ibu-ibu ^-^). Setelah tawar menawar usai, perjalanan pulang tak diurungkan lagi.

Salam perpisahan buat Sendang Biru, lewat kaca mobil pandanganku padamu. Keinginanku tak kutemukan satupun IKAN HIU. O, Sendang Biru, saksi bisu kegembiraanku, melepas penat di ubun-ubunku. Semoga esok ku dapat pijakkan kaki lebih lama menikmati laut birumu.

Senja, 08-07-2009

Enter your email address:

Sandaran Hati

Ya Allah, yang menguasai segala nafsu
Diri yang hina ini munajah pada-Mu
Mata, tangan, kaki, dan tubuh ini milik-Mu
Di ujung malam, berharap belas kasih-Mu

Ya Allah, saat rembulan pantulkan sinarnya
Diatas danau, wajahnya menjadi dua
Bisikan malaikat, menyingkap selimut tidurku
Tapi badan ini berontak, kembali menutup mataku

Beberapa kali, seperti itu terulang lagi
Diri yang malas ini, masih tak mau mengerti
Bukannya pergi bercinta, menangis dengan-Mu
Malah, tersungkur bersama mimpi syetan yang beku

Ya Allah, yang tak lelah mengingatkanku
Bahkan masih mau menambah nikmat-Mu
Dimanakah akalku, yang hadirnya masih berfungsi
Namun nafsu membelenggu tak peduli

Ya Allah, bila ku masih diberi waktu
Iahirkan jiwaku yang penuh tawadhu’
Penuh khusyu’ dan khudu’ menghadap-Mu
Dengan linangan cinta seindah Mahligai cinta-Mu

Ya Rahman ...Ya Rahim
Pemilik Asma’ul Husna yang abadi
Pada-Mu hamba mengabdi dan berserah diri
Dan Hanya pada-Mu ku kembali

In The Night, 20-06-2009

Enter your email address:

Rabu, 10 Juni 2009

........KAMAL-LIA

%masih ingat dengan goresan pena cerpen tentang "Kamal-Lia"?
nah, inilah lanjutan dari kisahnya
selamat Menikmati...


***

Tak lama kemudian sampailah mereka disebuah gedung yang menjulang tinggi berwarna putih bernamakan Rumah Sakit Milik Negara. Setelah melewati lorong-lorong yang penuh kamar, dalam benak Kamal risau. Siapakah gerangan yang dirawat disini? Lia ataukan Ibunya?
Setelah sampai dikamar no 251, suster mempersilahkan kami untuk memakai jas rumah sakit lengkap dengan penutup kepala dan hidung agar steril. Tampak terbaring lemah dalam keadaan koma disana dengan infus yang lengkap sosok yang kukenal dan parasnya yang tetap ayu. “Lia”, gumamku.
Tampak sang ibu yang setia menemani anak gadisnya itu dengan tabah. Kakaknya menceritakan bahwa ia tiga minggu yang lalu mengalami kecelakaan, dan ada benjolan darah yang membeku di tempurung kepalanya, setelah di operasi sampai saat ini ia belum sadar juga. Kata dokter, kemungkinan Lia hilang ingatan atau jika tak bisa sadar juga akibatnya akan vatal alias kematian.
Sungguh menyedihkan keadaannya. Komunikasi dengannya harus tetap jalan, sebab pasien masih bisa mendengar orang yang ada disekelilingnya dan mau membantu memberi semangat hidup agar lebih cepat proses penyembuhannya. Kakak Lia mengahampiriku yang duduk lemas tak kuat melihat takdir yang menimpa Lia.
“Sebelum kecelakaan, malamnya sempat ia bercerita tentang kamu,Mal.” Dengan nafas panjang dia melanjutkan.
“Biasanya ia tak mau mengungkapkan rahasia pribadinya. Entahlah, mungkin ini adalah sebuah firasat. Dia cerita banyak tentangmu, sampai dia pernah cerita kalau kau pernah menyuratinya ketika SMA dulu.” Kamal menyimak cerita yang mengalir dari wanita yang dipanggil suaminya itu Zahra.
“Dia tertabrak mobil ketika hendak menolong Hasan anak saya. Dia bisa menolong orang lain tapi tidak bisa menolong dirinya sendiri. Ketika saya membuka tas miliknya, dan melihat-lihat ada yang terselip dibuku catatan hariannya. Sebuah surat yang masih terbungkus rapi untuk sebuah nama, dan itu namamu, Mal.”
Kamal pun teringat amplop yang diletakkan di saku bajunya itu.
“Saya, masuk dulu mbak.” Kamal menarik kursi dan mendekat di dipan Lia. Diluar sana Idris menghubungi orang rumah dan menceritakan apa yang terjadi, dan akan pulang terlambat nantinya.
Dengan pelan Kamal membuka amplop Jingga itu.
Lembar pertama....
Tampak tertulis dipojok kanan atas “Kota Dingin, 11 Maret 2006.” Dia menulisnya dua tahun yang lalu.

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
“SELAMAT ULANG TAHUN”
Akhy Kamal.
“SEMOGA APA YANG KAU CITA-CITAKAN DAPAT TERLAKSANA”
AMIN

Syukurku tak henti-hentinya memuji Allah SWT, yang telah mengaruniakan nikmat yang banyak bagi hambanya yang beriman. Tak lupa setiap doaku, selalu kusebut namamu agar kau disana tetap dalam lindungan Allah SWT, Amin.
Akhy... maaf jika selama ini jarang sekali kubalas suratmu, kini kuberanikan diri untuk membalas surat yang terakhir kau kirim padaku. Tapi, apakah mungkin surat ini akan sampai ketanganmu? Ada sebuah puisi untukmu, dan ini akan mewakili semua surat-surat yang masih tersimpan rapi di almari belajarku.

Kanda,
Ada berlembar layang-layang
Diterbangkan oleh angin malam
setelah terbaca sandimu
terbuka mataku kala petang

masih ingat dengan puisi yang kau selipkan di salah satu suratmu!


Ingin kuceritakan sebuah kisah
Maukah kau dengar sebelum kau terlelap
Banyak kata yang ingin ku ungkap
Sungguh dari lubuk hatiku terdalam

“Lia, aku mencintaimu”

Meski kau berusaha tutup telingamu
Dan mulai tutup turai matamu
Aku berharap suatu saat kau mengerti
Sungguh dari lubuk hatiku terdalam

“Lia, aku mencintaimu”


Senja tenggelam di pucuk cemara
membawa malam yang paling sunyi
kurebahkan jiwaku pada bintang-bintang
diiringi nyanyian kelelawar menggema

Saat sunyi ada doa di balik jendela
Jika Tuhan ijinkan satu bintangnya jatuh
Tercipta untuk siapakah rusukku ini
''Ya Allah perkenankanlah munajah hamba”

Rembulan memelukku hangat
Tarian kunang-kunang hiburan semalam
Mimpi dihati mulai terbukti
Seorang perempuan telah jatuh hati

O, bintang-bintang malam
Hadirkan kepastian akan kesetiaan
Bilakah dedaunan hentikan tangisnya
Menjadi embun, harapanku semalam

” aku menantimu dengan sengaja”


Lembar kedua.......

Aku telah tuntaskan Al-Qur’an karim dua putaran. Dan telah kupersiapkan hadiah, jikalau kau tak sanggup menyelesaikan. Tapi jangan khawatir, yang kuberikan tak akan memberatkan.
Saat kaki ini terhenti, ada benda mungil yang menarik perhatianku. Jika masih aku diberi waktu. Akan ku hibbahkan langsung kepadamu.

Enaugh, jika selama ini saya punya salah, mohon dimaafkan. Semoga Allah SWT mempertemukan kita dalan rinai bahagia.Amin
Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Salam rindu dari jauh

Rosalia salsabila


Kutatap wajah Lia yang teduh, butiran lembut ini tak mampu kucegah mengalir dipipi. “O, Lia sadarlah, aku disini. Aku tak akan pergi lagi.” Bisikku didekat telinganya. “Ya Allah bila boleh kuhentikan waktu, kuingin mengulang dan memperbaiki salahku. Agar tak tumbuh akar penyesalan yang terus merambat dikalbu. Aku tak ingin berpisah dengannya, jika Engkau ijinkan biarkan sakitnya kupikul dipundakku ini. Izinkanlah ya Allah ia menjadi tulang rusukku.”

Ditangan, kugenggam sepasang gantungan magnet berbentuk telapak tangan yang tengah menengadah. Jika direkatkan akan membentuk tulisan ukiran arab KAMALLIA dengan jelas. Sejak itu, tak henti-hentinya bermunajah pada-Nya, memohon, merintih, tak malu kumenangis untuk kesembuhan seseorang yang sangat kusayangi.

Tangis itu memecahkan keheningan sang surya. Ada penyesalan dan kerinduan yang mendalam dalam senyum terindahnya. Doa yang dipanjatkan tak henti hentinya mengalir. Lembayung sore mengabarkan duka. Diatas gundukan tanah yang masih basah, ada nisan bertuliskan ROSALIA SALSABILA BINTI AMIN lahir 01-01 1986, wafat 01-01-2008. Kucium dan kudekap tak mau jauh lagi. Biarlah aku mati diatas pusaramu. Rasanya sudah cukup kesedihanku. Rasanya dunia tak berpihak padaku, dan menghimpitku dengan cakarnya yang tajam, sakit.

Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
(Sanusi Pane)



“Mas Kamal.....! ayo cepat bangun, tahajud dulu. Nanti keburu fajar lho...!” suara lembut itu membangunkan mimpi indahku. Dia seorang bidadari yang dikirim untukku sejak ku di rahim ibu. Wanita sholihah yang amanah. Kunikahi dua hari yang lalu. Di usiaku yang ke tiga puluh tujuh.
“Iya, Dinda-ku sayang....”.

Kota dingin, April 2009

Enter your email address:

Satu Raga Dua Wajah

Dialog I
Wajah 1 : hendak kemana kau?
Tidakkah cukup kau mengusik
Lihat matanya mulai memerah
Wajah 2 : bukan urusanmu?
Tak ada hak kau mengadiliku
Ini duniaku, istanaku
Wajah 1 : kau mulai bermain api?
Langkahmu terlalu jauh
Dia tak akan melepasmu
Wajah 2 : bukankah kau juga pernah?
Menyulut peperangan menyayat jiwa
Banyak tubuh yang terkapar
Dialog II
Wajah 1 : baru kali ini kau menangis?
Berapa luka yang digores pedangnya
Tinggalkan dia, enyahlah
Wajah 2 : kau terlalu banyak mencaci
Coba kau rasakan sendiri
Ketakutanmu itu membelenggu
Wajah 1 : aku tak ingin mencari masalah
Aku lebih tenang dengan kesunyian
Tak akan ada luka dari tanganku
Wajah 2 : sensasi hidupmu fana
Tidakkah kau lelah sayang
Kau-aku akan mati

07 Juni 2009

Enter your email address:

BUKAN UNTUKKU

Kutersadar langit mulai senja
Dipenghujung mega tubuh kusandarkan
Dengan lumatan kata-kata
Yang enggan tuk dimuntahkan

Warna cintaku yang pudar
Semakin kuteguk, semakin asam
Tak berasa, sisakan anyir ditubuh
Kuman pun tak mau berteduh

Lelah kini tuk lukis wajahmu
Yang pernah mampir di ubunku
Pemuas angan-angan palsu
Kini melebur jadi abu

Lembaranmu kututup dalam peti
Kukunci, agar tak mencuat lagi
Kubakar dalam api kerelaan
Biarkan debumu menari bersama asap

Disana tawamu membahana
Dibawah langit merah
Kabarkan kau telah bahagia
Yakinkanku, kau ”bukan untukku”
15 Mei 2009

Enter your email address:

Misteri Illahi

Bulan Mei yang kelabu... Namun, penuh nikmat bagi siapa saja yang bersyukur. Pada minggu ketiga dibulan Mei, pagi yang cerah dan awan mendung tak menampakkan dirinya. Pukul delapan pagi, langkah kaki yang berat kupaksakan untuk berangkat dengan niat menuntut ilmu. Dengan diantar oleh kakak tercinta kunaiki sepeda peninggalan ayah yang masih setia pada empunya. Tak ada firasat yang aneh, tapi hatiku tak menginginkan cepat-cepat sampai, sebab ada keresahan yang tak dimengerti di jiwa ini. Setelah sampai, ternyata kami hanya mengambil jadwal saja, meski sedikit kecewa tak apalah. Karena hari masih terlalu pagi kira-kira pukul 9 pagi. Saya mengajak salah satu teman untuk jalan kaki saja, kemudian dua orang lagi mengikuti kami, kalau jalan rame-rame nanti capeknya tak akan terasa apa lagi hari masih pagi dan bagus untuk tubuh (biar sehat!!!!). Setelah berpamitan pada teman-teman yang lain, kaki kami melangkah lewat jalur kanan jalan raya. Karena merasa langkah kami tak semestinya, kamipun menyeberang jalan dan mengambil jalur yang benar disebelah kiri. Aku dan salah satu temanku (Dewi) mengambil langkah didepan teman yang lain sambil bercerita dan jalan santai. Beberapa menit kemudian tampak dari jauh mobil PickUp ditabrak oleh sepeda motor dengan kecepatan tinggi. Kemudian sepeda itu mental ke arah kami (aku dan Dewi). Setelah itu....... aku tak sadar diri. Beberapa menit kemudian dengan remang-remang seperti mimpi kubuka mataku perlahan. Dan badanku di dekap oleh Bu Nanik (yang berjalan di belakangku) sambil menyebut Allah....Allah..., tampak orang-orang mengerumuni tubuhku yang lemas.
Dalam kaedaan setengah sadar dengan kepala yang sakit, kugerakkan tubuh tuk mencari sosok dewi, kulihat dahinya berlumuran darah segar, setelah itu ku tak sadarkan diri. Rasanya ada yang mengangkatku dan kudengar teriakan seorang wanita yang mengerang kesakitan. “Ya Allah, kuserahkan hidup matiku pada-Mu” batinku dan menyebut Asma-Nya tanpa henti. Setelah kami dipindahkan ke ruang UGD di RS Paru-Paru kulihat badanku penuh debu dan tangan lecet, yang penyebabnya kutak tahu. Tak lama kemudian ada pria yang tak kukenal menanyakan siapa aku, alamatku umurku, dengan menahan sakit kujawab dengan terbata-bata. Kucoba mencari ponsel yang kuletakkan disaku, dan mencoba menghubungi keluarga dirumah. Tampak bu Nanik gelisah karena keadaan kami. Tak lama kemudian keluargaku datang, rasanya lega bukan main. Salah seorang dokter memeriksaku dan memasukkan infus di tanganku, mulanya aku menolak untuk di infus sebab phobia dengan jarum suntik. Demi sehat, kurelakan tangan kiriku di masuki jarum infus. Ibu yang melihat anaknya tak berdaya tampak menahan air matanya, dan kedua tetanggaku yang menemani ibu tak tega melihatku. Tak lama kemudian mual di perut ku tumpahkan semua. Karena takut terjadi sesuatu dan dokternya tak bisa menangani, kami korban sepeda motor dilarikan ke RSSA Malang. Sesampainya disana, kami di Rontgen, Dewi dijahit dahinya dan aku di vonis gegar otak ringan. Beberapa jam kami tidur diatas dipan rumah sakit. Karena dilihat tak ada keluhan, keluarga boleh membawa pulang. Rasanya tubuh ini tak kuat untuk berjalan, dengan sekuat tenaga dan tekad ingin segera pulang, kami pun meninggalkan RSSA itu.
Hari minggu yang kelabu, cerahnya langit pun tak tampak ketika hari mulai senja. Alhamdulillah akhirnya pulang kerumah, dan badan lemah ini merasakan dipan empuk yang setiap hari menemani tidur lelapku. Karena kelelahan, jiwa raga meminta untuk istirahat. Rasanya banyak sekali orang-orang disekelilingku. Menurut cerita orang rumah, setibanya dari RSSA banyak sekali orang-orang yang terkejut dengan musibah yang menimpaku dan berbondong-bondong melihat keadaanku, waktu itu aku tak sadarkan diri sebab pengaruh obat yang merasuk di tubuh. Ibu tercinta tanpa lelah menjagaku, memperhatikan tidurku, dan rasanya aku banyak menyusahkan keluargaku terutama kakakku, sesekali mual di perut yang tak bisa ditahan mengotori tempat tidurku. Tapi mereka dengan ikhlas merawat tubuh yang tak berdaya ini dan hanya bisa berbaring diatas tempat tidur. Berganti-ganti orang-orang menjengukku dan tak ketinggalan anak didikku secara bergantian tiap kelas yang kehadirannya memenuhi ruang rumahku. Rasanya hatiku menangis, sudah berapa hari kutinggalkan kewajibanku untuk mereka. Dan kehadiran mereka, membawa kebahagiaan tersendiri dan memotivasi diri untuk lekas sembuh agar dapat berbaur lagi bersama mereka. Doa-doa mengalir dan tak henti-hentinya dari setiap penduduk bumi yang di munajahkan untuk kesembuhanku. Semoga Allah SWT menggantinya dengan kebaikan yang sama, sebab diri ini tak luas untuk mengetahui siapa saja yang memohonkan hidup untukku, baik secara langsung atau sirri.
Dengan perlahan-lahan kondisi tubuh ini membaik, kaena kengen pada rutinitas yang ku tinggalkan terlalu lama, setelah 16 hari dengan sedikit memaksa dan tekad yang bulat kulangkahkan kaki menyapa dunia. Mereka menyambutku dengan senyum bahagia, rasanya seperti mimpi saja. Namun, kaena masih dalam proses penyembuhan yang belum total, dengan pelan kutulis sejarah pada lembar hidup agar diri ini bermanfaat bagi orang lain. Banyak orang yang mengalami hal yang sama sepertiku, dan proses penyembuhannya ber bulan-bulan dan membutuhkan waktu lama. Subhanallah, kuharap cukup sekali dan tak banyak waktu yang kutinggalkan, aku dapat kembali bersama orang-orang yang sangat menyayangiku. Semua itu tak lepas dari doa-doa tulus yang di haturkan kepadaku.
Keesokan harinya, Instansi Departemen Agama meminta kedatanganku kesana. Dan, Subhanallah.... baarokallah, saya dimintai surat keterangan masih aktif kuliah untuk mengurus pengajuan Beasiswa akademik yang diminta oleh Depag Pusat. Mungkin inilah hikmah di balik musibah yang kuterima. Puji syukurku tak henti-hentinya pada Allah Azza wa Jalla, yang tak terfikirkan olehku akan mendapatkan karunia terbesar. Meski yang di dapat tak saya ketahui nominalnya, dengan itu dapat meringankan beban biaya akademik yang harus ku tanggung sendiri. Sebuah alur yang indah dirangkai dengan reality menakjubkan dalam hidup dan akan menghiasi rangkaian sejarah yang tak terlupakan. Allah tidak akan mencoba seorang hambanya yang tak sanggup untuk menanggungnya, sebab setiap musibah selalu membawa hikmah dibaliknya, Dia telah menggariskan hidupku seperti ini dan telah memberi aku kesempatan untuk hidup lagi dan memperbaiki diri serta dipersilahkan menikmati banyak teka-teki yang belum ku lewati dan terjawab, itulah yang menjadi sebuah Misteri Illahi. Dengan keikhlasan di hati serta rasa syukur yang tak henti Allah SWT akan menambah nikmat-Nya yang tak disadari. Laa haulaa wala quwwata illa billahil ‘aliyyil adhim….
Allohumma yaa kaafielbalaa qobla nuzuulihi minassamaai ya Allah...ya Allah....ya Allah. Amiiin ...

Matsari, 7 Juni 2009

Enter your email address:

Syair Syeikh Abu Bakar bin Salim

Rahasiakanlah cinta kita,
Jika kau inginkan ridho kami.
Awas! Jangan singkapkan kepada yang lain rahasia kita ini.
Rendahkan dirimu jika ingin berhubungan dengan kami
Tinggalkanlah keinginanmu, bila menginginkan keinginan kami
Gunakan sisa waktumu, tuk berdiri di depan pintu kami
Mungkin kau ’kan mendapati dan melihat kami
Tak tahukah kau bahwa kami
Adalah orang yang pandai membalas budi?
Para pecinta kami selalu berada dibawah bendera kami
Wahai orang yang suka mengaku-aku
jika kau mengaku telah memenuhi hak-hak kami
Dijagad raya secara nyata
Kami adalah orang yang mulia,
Siapa yang mengunjungi kami dengan satu maksud,
akan meraih kebahagiaan saat berjumpa
bangkitlah dengan tekad bulat, dan jangan lalai
perhatikanlah! Kau ’kan saksikan para pecinta
disekeliling tenda kami bergembira
memperoleh segala cita-cita
mereka bahagia sejak menyaksikan keindahan
mereka dalam luapan cinta
mabuk saat tersingkap hijab
yang menutupi kediaman kami
merekalah yang diinginkan
dan tiada yang diinginkan kecuali mereka
hati sibuk dan terpikat oleh mereka
ulangi dan ulangilah sebutan dan ucapan mereka
beramal salehlah bersama kami
dengan kehidupan mereka
Wahai Tuhan Ka’bah dan Shafa,
Dengan berkat Muhammad,
Ampunilah kami, wahai yang maha mendengar doa
Kemudian limpahkanlah sholawat
Kepada nabi dan keluarganya
Selama angin masih berhembus
Meniup dahan-dahan pohon

Enter your email address:

Renungan

Wajib bagi kita, para wanita kita, istri, anak dan saudari-saudari kita yang kecil maupun yang besar untuk tidak mengikuti ajaran kaum kafir. Janganlah mengikuti mereka dalam segala sesuatu. Baik cara berpakaian, adat perkawinan, di dalam rumah serta cara keluar rumah. Siapakah yang kalian ikuti? Wahai putri-putri dan wanita mukminah, siapakah yang kalian ikuti dan kalian jadikan contoh? Apakah kalian mengikuti orang kafir, yahudi, nasrani, para wanita yang jauh dari jalan Allah?
Janganlah kalian sampai terjerumus, wahai mukminah! Wahai mukminah, siapakah yang telah kalian contoh dan jalan siapa yang kalian ikuti? Dengan siapa kalian berteladan? Janganlah kalian menukar para teladan kalian! Apakah kalian akan menukar sayyidah ahlil jannah dengan kaum kafir! Apakah kalian akan menukar Sayyidah Kodijah yang memperoleh salam dari Allah, dengan kaum yang dilaknat Allah.
Apakah yang telah menimpa kalian wahai saudariku? Berpikirlah secara benar dan serius. Perkara ini bukanlah sebuah lelucon, mainan, ataupun gurauan. Ini perkara agama yang berkaitan dengan akhirat kita! Ini berkaitan dengan keadaan menjelang maut, di dalam kubur, di barzakh dan hari kebangkitan kelak.
Perkara agama ini tergantung pada amal perbuatan kalian, adat, perkataan, dan sikap kalian dalam kehidupan. Siapa suri tauladan kita? Kita telah menukar dan meninggalkan suri tauladan Al-Batul, salah satu bagian dari Rosulullah yaitu Sayyidah Nisa’ Ahlil Jannah dalam adat dan kehidupan kita. Dengan siapa wahai mukminah...! apakah yang ada dibenak kita?
Sesungguhnya hal yang memalukan dan ’aib bagi muslimah dan mukminah adalah tidak memperdulikan sirah (sejarah) Sayyidah Fatimah Az-Zahra. Tidak meniru akhlak dan kebiasaan beliau! Malah kita mencontoh lainnya! Terutama untuk para dzurriyat Rosulullah SAW. Mereka sudah melupakan sirah, akhlak, tata cara mu’amalah dan amal perbuatan beliau lalu mengikuti kaum kafir!
Ya mukminah, bagaimanakah kehidupan kita? Tahun demi tahun berlalu, sampai kapan kita akan berada dalam kelalaian ini? Kita telah menukar ulama dan pembesar kita dengan kaum kafir dan orang yang jauh dari Allah. Saat ini pesta-pesta perkawinan dilaksanakan dengan adat kaum kafir. Mereka saling membanggakan dengan mengadakan pesta perkawinan yang bermegah-megahan, yang bercampur aduk antara laki-laki dan perempuan. Perkawinan semacam itu adalah sesuatu yang buruk, menyimpang dari syari’at Allah dan RosulNya, menimbulkan kemurkaan Allah dan tidak ada berkahnya bagi kedua mempelai dan keluarga mereka. Jauhilah penyelenggaraan pesta perkawinan yang bermegah-megahan dan menyimpang dari syari’at! Apakah kalian tidak tahu bagaimana pesta perkawinan Sayyidah Fatiamh Az-Zahra? Pesta perkawinan putri Rosulullah? Jikam mereka tetap menyelenggarakan perkawinan yang mewah untuk saling berbangga diri yang di dalamnya terdapat hal-hal yang dimurkai Allah, maka mereka akan mendapatkan kesusahan di dunia dan akhirat. Katakan kepada mereka, setelah penjelasan ini tidak adalagi udzur untuk tetap menjalaninya.
Indonesia dahulu terang bercahaya dengan adanya auliya’, kaum shalihin dan orang-orang yang bertakwa. Mereka datang dari tempat yang baik. Tanpa adanya mereka, kondisi indonesia tak sebaik sekarang dan kita tak akan dapat berjalan-jalan seaman sekarang.
Anugerah ini di dapatkan bukanlah dengan mengikuti adat yahudi, nasrani dan dari golongan yang melalaikan Agama Allah atau kelompok yang memberati diri untuk mencari sesuatu yang fana. Namun karena berkah para shalihin dan usaha orang-orang yang shiddiq. Keadaan Indonesia yang baik ini adalah anugerah yang besar dari Allah karena berkat mereka. Ini adalah sesuatu yang membanggakan. Marilah kita kembali kejalan mereka, mengikuti ajaran serta akhlak mereka dan meninggalkan susupan setan dan bala tentaranya.
Wahai wanita, janganlah kalian berpakaian dengan pakaian yang ketat dan menampakkan bentuk tubuh, janggan bangga dengan semua itu! Karena itu penyebab kemurkaan Allah! Ini buktinya Sirah Sayyidah Fatimah Zahra telah terhapus dari benak kalian. Apakah kalian melihat diri kalian lebih agung dari beliau? Dengan car begitu, apakah turun derajat Sayyidah Fatiamah az-Zahra? Diakhirat nanti seluruh manusia, sejak awal penciptaan hingga akhir, akan menundukkan kepalanya saat beliau melewati Shirath. Beliau kan berjalan bak cahaya yang bersinar terang. Ketika di padang mahsyar, akan terdengar suara dari Arasy Allah, ” Wahai manusia, tundukkan kepala kalian dan pejamkan mata kalian karena Fatimah binti Muhammad akan melewati Shirath”.
Apakah kalian tidak ingin berada dibelakang beliau, lewat di shirath bersama beliau dan mengikuti beliau? Kalian telah menukar beliau dengan lainnya. Ketika Rosulullah bertanya kepada putri tercintannya Sayyidah Fatimah az-Zahra, ” Wahai putriku Fatiamah apa yang terbaik bagi wanita?” Sayyidah Fatimah menjawab, ”Yang paling baik bagi wanita adalah tidak melihat dan dilihat oleh laki-laki”. Kemudian Rosulullah mencium kening Sayyidah Fatimah dan berdo’a, ”Ya Allah berkahilah puteriku Fatimah dan para keturunannya”.
Wahai mukminah ingatlah, karena peringatan itu sangatlah bermanfaat. Jauhilah adat-adat yang fana dann dimurkai Allah tersebut. Jauhilah sifat pamer. Sebagaimana dalam hadis, Rosulullah bersabda, ”Barang siapa yang memakai pakaian untuk dipamerkan maka di akhirat nanti akan di hinakan oleh Allah.”

Janganlah berbangga dengan pakaian sutra dan emas. Sesungguhnya orang-orang kafir diberi Allah kenikmatan dunia, namun semua itu adalah kenikmatan yang fana. Mengikuti Fatimah az-Zahra adalah yang lebih mulia.
Ya Allah tanamkanlah dihati kami rasa cinta kepadaMu dan kepada RosulMu Muhammad. Berilah hidayah agar kami dapat mengikuti jalan Rosulullah, jalan Sayyidah Fatimah Az-Zahrah, jalan Ummahatul mukminin dan jalan orang-orang yang engkau ridhai. Dan akhirilah usia kami dengan khusnul Khatimah. Amin.
(disarikan dari ceramah Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz)

Enter your email address:

Sabtu, 25 April 2009

Ada senyum pagi itu!

Pagi yang cerah dan tak ada mendung di Kotaku.pagi itu harus masuk kekelas untuk transfer ilmu. "banyak sekali yang harus diselesaikan hari ini." gumamku sendiri. satu selesai yang lain menanti melambaikan tangan ingin juga dikelarkan. "OH...Tuhan, kuatkanlah badanku" ada yang minta ini, minta itu capek dech!
tapi dengan basmalah akhirnya selesai juga separuhnya.

lalu....ada yang berbunyi dikantong bajuku, eh sebuah kiriman dari teman mampir ke dunia maya mungilku.

Batu Karang

hempasan ombak
menggulung,
menghantam,
kembali membaur biru ...
terpaan angin
menerjang,
mengoyak,
kembali menghampa putih...
siraman surya menyapu
menghajar,
kembali sirna menghitam...
dingin...
beku...
panas...
terjangan,
hantaman,
sapuan,
tak menggoyahkan Erotisme
dan angkuhan yang berpadu
menyatu...
menghiasi batu karang
nan kokoh menjulang


dikirim 16-04-2009

kuambil nafas dalam-dalam, jadi ingat ketika ku menepaki kaki diatas pasir hitam Mayangan.... namanya orang gunung, kegirangan lihat keagungan Allah SWT dihadapanku terlukis lautan lepas yang menakjubkan. tanpa sadar, ternyata aku senyum sendiri. tampak Bu Hanik menertawakanku. jadi MALU. Trimaksih kawan, hariku yang agak penat jadi bersemangat, he..he..

Enter your email address:

Minggu, 19 April 2009

KAMAL-LIA

“Taxi,mas?”. Sebuah taxi meluncur kearahku, dengan segera kumasuk dalam mobil putih itu sebab hari mulai senja.
Lega rasanya sudah sampai ditanah kelahiranku, ada sejuta rindu yang ingin kutumpahkan dan pasti akan banyak cerita yang mengalir dari bibir orang yang tersayang. ‘Nenek aku pulang!’ batinku, jalan ini tetap sama seperti ketika kutinggal dahulu. Lima tahun tahun pengembaraanku di negeri orang untuk sebuah obsesi pendidikan.
“Wukirsari, Pak”, kulihat dari sepion bapak sopir mengangguk mengerti tujuanku.
Desa itu terlalu mahal dan akan terus kubingkai kenangan manis didalamnya dilubuk hati ini. Maghrib menjelang, kulihat bangunan tua itu sudah tak asing lagi,meski direnovasi aku tetap mengenalnya.
“Assalamu’alaikum...”, tampaknya penghuninya sedang sholat berjamaah. Kuletakkan tas hitam kesayanganku itu diatas kursi jati, rasanya ku tak sabar dengan empunya istana kecil ini. Setelah dua orang suami istri itu mengucap salam akhir dari sholatnya, tampak meronanya melihatku duduk disamping mereka.
“Subhanallah.....cah ganteng ini ndak bilang kalau mau pulang!”, dikecupnya pipiku dengan sayang.
“Sudah dari tadi,nak?”
“Baru datang, nek!” kakek memelukku erat, tampak kurus sekali tubuh beliau.
“Sebentar tak buatkan kopi manis kesukaanmu ya!” dengan semangat nenek menuju dapur kecilnya yang kini lantainya bukan tanah lagi. Rasanya kangen berat dengan kopi buatan nenek sendiri.
“Bagaimana kuliahnya, sudah selesai?” kakek masih sangat sehat dan tegap diusianya yang hampir kepala tujuh.
“Alhamdulillah, tinggal wisuda saja. Sekarang masih liburan sambil nunggu jatah kursi wisuda”
“Ibumu sudah tahu kalau kamu pulang kesini?”
“Sudah,kek!”
“Kakek, ayo ajak Kamal makan bersama. Sayur asem sama dadar jagungnya sudah saya hangatkan. Nanti keburu dingin lho”. Tampak nenek sibuk sendiri menyiapkan piring dan hidangannya.
“ Saya sholat maghrib dulu,kek”.
“Ya sudah tak tunggu, Le”.
Suasana ini sudah lama sekali kuinginkan, makan bersama dengan lauk seadaanya tapi sangat istimewa. Dulu, nenek pernah marah besar karena aku terlambat pulang. Seusai mengaji sore, tiba-tiba dijalan ada layangan putus, namanya saja anak lanang, jelas tergiur dengan berlarian seperti kompetisi perebutan harta karun yang melayang diudara. Karena keasyikan, ba’da maghrib baru sampai rumah. Nenek sangat marah, membentakku dengan keras dan melarang aku mengaji besoknya. Tapi setelah aku menyesali dan tangisku sesenggukan, nenek memelukku erat dan menasihatiku agar tidak membuatnya khawatir. Sejak saat itu aku berjanji akan pulang tepat waktu, dan yang membuat tangisku diam adalah nenek menyuapiku sayur asam dan dadar jagung kesukaanku. Apalagi, setelah berlarian perut ini berontak minta diisi.
Setelah cerita mengalir dengan berjuta kerinduan mendalam, tak terasa hari mulai larut, jam dinding menunjuk pukul dua belas malam. Kami pun beristirahat, dan aku melepas lelah diatas kasur empuk yang masih tetap terjaga sepeninggalku. Diatas sana, bulan sabit tampak tersenyum melihat kebahagiaan kami dan sang burung hantu bertengger diatas pohon menutup perlahan matanya setelah menjadi pendengar cerita nostalgia kami bertiga.
Dua hari setelah kepulanganku dari kota Metropolitan, yang penuh kebisingan. Aku teringat pada kawan lamaku Idris. Dan hari ini juga kuputuskan untuk bersilaturahhim kerumahnya. Tak jauh dari desaku, dengan sepeda motor hanya satu kilometer jauhnya. Tampak Idris yang panen buah apel didepan rumah kaget dengan kehadiranku. Serta merta ia menghampiriku dan memelukku erat-erat seperti kebahagiaan menemukan mutiara didasar lautan yang dalam.
“O..walah, Mal-Kamal, nasibmu kok tetep wae. Nggak ada perubahan, tetep kurus kering kebanyakan filosofi kamu ini”. Kami tertawa, bercanda dan saling bertukar nasib.
“Kamu gak kepengen kayak aku yang sudah beranak pinang ini? Kapan cari istri? Jangan mikir soal teori, lama-lama kamu nikah sama benda putih-putih penuh sains iku”, Idris meledekku, sesekali ia mengecup putri kecilnya yang duduk dipangkuannya dengan manja, kupandangngi mereka berdua dan kujawab dengan senyum geli karena bicaranya yang khas, jujur dan apa adanya itu membuatku betah ngobrol dengannya.
“Doakan saja, aku segera nyusul. Nunggu wisudaku rampung dan materiku cukup buat menghidupi anak orang”.
“Walah, kelamaan kamu, Mal. Aku saja dulunya gak punya apa-apa. Toh sekarang masih bisa hidup, meskipun sederhana tapi keluargaku penuh syukur. Allah sudah menjatah rejeki kita. Pokonya yakin pada-Nya, kun fayakun-Nya turun”.
“Kamu sudah punya pacar belom?Atau kamu masih belum ada calon?” tampak putri kecilnya turun dari pangkuan Idris dan berlari masuk menemui ibunya.
Aku menggeleng sambil tertawa. “Aku belum ada calon,Kang!”.
“MasyaAlloh, mas Kamal gantenge koyok Ngene gak ono seng karep. Eman tenan”.
“Jangan ngeledek kawan, masih belum ada jodoh, ntar kalau sudah waktunya. Kun Fayakun!” sahutku.
“Jodoh itu jangan ditunggu, tapi dicari dan dikejar. Dulu waktu aku mengenal Sarah istriku, aku jungkir walik mendapatkannya. Kuasanya Allah, si Sarah direlakan juga sama abahnya untukku. Itu karena aku berdoa terus dan ikhtiar kepada Allah agar dipermudah jalan jodoh apalagi minta istri yang sholihah”.
“Iya Kang, tapi sampai sekarang masih ada yang sreg dijadikan istri. Di Kampus ada seorang wanita baik, dan kami sempat mengutarakan isi hati. Tapi, Allah berkehendak lain, ayahnya sudah menjodohkan dengan anak teman ayahnya. Dia tidak bisa menolak, dia orang yang nurut. Akhirnya kandas juga cintaku”. Tampak Idris manggut-manggut.
“Ya sabar, Mal. Mungkin bukan jodohmu. O ya, masih ingat sama Lia?”
“Lia?” nama itu?mencoba mengingatnya lagi.
“Kenapa dengan Lia?” tanyaku meneyelidik.
“Kok malah tanya ke aku? Aneh kamu ini, Mal!”
“Bagaimana kabarnya ya?” pikiranku menerawang membuka memori lama.
“Aku juga sudah lama nggak pernah tahu kabarnya, terakhir ketemu pas nikahanku dengan Sarah empat tahun lebih yang lalu”. Idris mulai mengingat-ingat
Lia, sosok yang sempurna dalam pikiranku. Dia adalah teman di SMP dulu. Karena kehadirannya, aku berubah menjadi sosok Arjuna, yang tebar pesona dan suka mencuri pandang padanya. Selama tiga tahun dari kelas satu aku memendam rasa padanya. Dan ketika aku mulai percaya diri, kuberanikan untuk memberi sepucuk surat cinta merah jambu yang kuminta pada adikku yang suka mengoleksi kertas surat beserta amplopnya sewarna.
Sang Arjuna, membidik anak panah kepada SriLia yang mempesona. Lewat Pramujaya teman seatap Lia, kutitipkan surat merah jambu itu untuknya. Selang seminggu dari pengiriman surat itu. Si Dewi Lia, menolak tawaranku untuk menjadi kekasihnya. Sebab masih terlalu dini bicara tentang cinta. Akhirnya kami menjadi teman yang baik hingga SMA. Sampai saat ini aku masih penasaran dengan Lia tentang perasaanya padaku. Adakah secuil cinta kepadaku dihatinya? Sebab ku tahu ketika aku mendapat beasiswa Kedokteran di UI Jakarta, raut wajahnya sedih dan bermuram durja. Disangkanya aku akan masuk ke PTN yang sama dengannya, Tuhan berkehendak lain. Sehingga, memberi jarak untuk kami berdua. Kudengar dari teman- teman, ia diterima di Universitas Brawijawa.
Ketika liburan awal puasa. Kuberanikan diri untuk mencari dimanakah istananya (seperti legenda Sang Arjuna mencari cinta saja). Karena semasa SMA tidak satu atap, pertemanan kami hanya lewat surat dan salam saja. Itu pun tidak sering, jika dijumlah surat yang sampai ditanganku darinya dengan tulisannya yang indah sebanyak dua buah, lumayan dari pada tidak ada. Waktu itu, esok harinya aku sudah harus kembali ke Jakarta. Bersyukur sekali dapat berjumpa pada malam awal bulan Ramadhan. Dia mengajakku yang awam ini untuk mengikuti program yang disusunnya. Dalam satu bulan harus menghatamkan Al-Qur’an, jadi sehari harus satu juz. Berat sekali batinku, tapi demi cinta, apasih yang tak bisa?
Kalau dia mungkin ringan saja melakukannya, sepertinya ia tahu kekuranganku yang masih mbeler mengaji. Nenekku saja sering memarahiku, pamitan mengaji malah mainan dengan si Entong (Samsul kawanku, badanya gemuk memang). Karena salahku sendiri, bacaanku tak terlalu baik tapi syukur masih bisa baca kalamullah yang mulia itu.
“Bagaimana, bisa khan?” suara lembutnya membuatku meng-Iya-kan saja.
“Kalau tidak sempat Khatam selama sebulan ini, baik aku atau sampean. Nanti ada hukumannya ya!”. “Kalau sampean ndak bisa Khatam, biar Lia hukum setelah lebaran” senyum tipis dan suara yang tegas itu membuatku tertunduk.
“Tapi, kalau Lia yang ndak nyampai, sampean yang beri hukuman, tapi hukuman buat Lia gak boleh berat-berat,ok!” macam mana ada istilah seperti itu pikirku, tapi boleh juga. Jarang-jarang aku khatam Al-Qur’an sebulan. Dasar Lia, ternyata ia romantis juga. Meski tak ada ikatan pacaran, perhatiaannya sangat mendalam.
“Nanti kita akan ketemu setelah lebaran, dan harus jujur ya! Allah saksinya!” kita sepakat akan bertemu lebaran nanti.
Setelah pulang dari kediamannya sang Putri, hati ini penuh bunga. Ada semangat yang membara, dan setelah kembali ke Jakarta kulaksanakan amanah itu sepenuh hati dibulan Ramadhan yang suci. Lebaran tinggal dua minggu lagi, rasanya tak sabar untuk pulang kekampung halaman. Namun, ada yang disesalkan, karena banyaknya tugas kuliah yang menggunung, dan dehidrasi karena puasa. Aku dirawat dirumah sakit, dan harus banyak istirahat selama tiga minggu.
Oh ..Tuhan, rasanya berat hati ini, jika tubuh terkapar lemah tak berdaya. Dan yang mengejutkan adalah nenek dan kakek hadir saat tubuh ini tak sehat. Setelah menerima telegram dari Syarif, teman satu Kontrakan. Mereka segera berangkat ke Jakarta. Seminggu setelahnya, Ayah dan ibu yang bertugas sebagai Dubes di Malaysia datang dengan wajah sedihnya. Yang paling menyedihkan adalah aku tak bisa pulang, untuk menemui Lia dan menepati janjinya. Apalagi bacaan al-Qur’an belum rampung juga. Setelah lebaran, Ayah dan Ibu mengajakku ke Negeri Jiran itu. Studi di Jakarta dipending dahulu alias Terminal sementara. Atas saran Keluarga besar dan keinginan Ibu, aku harus memutuskan utuk meneruskan kuliah disana pula. Sejak saat itu, aku tak pernah pulang ke desa, tanah kelahiranku dan bertatap muka dengan kakek dan nenek. Apalagi pada,Lia.
“Hey, ojo nglamun sore-sore, ayo sholat ashar dulu biar gak ada tanggungan, nanti cerit-cerita lagi”. Dengan segera, kuikuti langkah Idris menuju Mushola kecil sebelah rumahnya.
Setelah kupanjatkan doa untuk Ayah Ibu, kakek dan nenek, hati ini melantunkan harapan pada-Nya untu Lia, yang entah bagaimana nasibnya sekarang. Sudah menikah atau masih tetap sama seperti dahulu. Mungkin jika ia sudah menikah bersyukurlah lelaki yang mendapatkannya, mendapatkan wanita Sholihah dambaan para Arjuna. Dan kelak akan menjadi Bidadarinya di syurga.
“Dris, mau tidak kamu antar aku kekampungnya Lia?”. Kucoba menawarkan keinginan terpendam kepada kawan setiaku itu.
“Sekarang,Mal?” dengan senyum simpul diwajahnya.
“Kalau mau sih, gak papa sekarang. Tapi Ijin dulu sama mbak Sarah!” godaku pada Idris yang masih tetap tampan, meski kerjanya diladang.
“Iya, nanti tak minta restu Istriku dulu”.
Tampak anak Idris hendak pergi ke surau untuk mengaji. Yang besar namanya Amir kelas 2 SD dan yang kecil Hanifah duduk di kelas TK Kecil. Setelah mendapat restu dari bundanya Amir dan Ifa. Tepat jam empat sore, Honda meliuk-liuk menuju kampung cinta, eh...kampungnnya Lia yang jarak tempuhnya sekitar 5 kilometer dari rumah Idris.
Setelah sampai dan jalannya masih segar diingatanku, tampak rumah sederhana dengan banyak bunga diteras dan ada beberapa yang kering karena tak diguyur oleh air. Kami pun segera turun, dan mencoba memberi salam pada tuan rumah dan mengetunya tiga kali. Setelah beberapa menit kemudian, tetangganya keluar dengan menggendong putrinya yang masih bayi.
“Cari siapa, Mas?”
“Yang punya rumah kemana,Mbak?”, tanyaku pada perempuan muda itu.
“Ibu Aminah sudah satu minggu yang lalu ikut anaknya dan menantunya di Malang, rumahnya sepi,Mas”.
“Kalau boleh tahu, dimana rumah anaknya,Mbak?”Idris menyahut cepat.
“Yang saya ingat diperumahan Banyu Asri nomor 10, coba saja cari disana”.
Setelah bermusyawarah dengan Idris, kami pun segera pulang dan berpamitan pada ibu muda itu dengan tangan hampa, tapi yang tersisa adalah sebuah alamat yang menjadi tanda tanya, apakah ini alamat milik Lia dan suaminya? Rasanya hancur hati ini mendengar informasi dari tetangganya itu.
Akhirnya kami putuskan untuk mencarinya besok. Aku meminta Idris untuk menemaniku dan meminta ijin kepada istrinya. Bayanganku, Lia sudah bersuamikan orang yang belum juga aku kenal. Mungkin ia sudah bahagia disana, dan untuk apa aku harus mencari apalagi jika nanti kehadiranku akan mengganggu kebahagiannya.
Malam itu, mata terpejam tapi hati tak tenang. Tidur tak nyeyak, kadang miring kekiri, miring kekanan, ganti posisi, akhirnya tak tidur semalaman.
“Kamu ini masih ngantuk ya Mal?” tanya nenek melihatku kusut, sebab semalam tak bisa tidur.
“Ndak bisa tidur, Nek!”, nenek melihat kearahku heran, tak biasanya cucu yang paling disayanginya berubah begini. Namun, hati nurani orang tua sangatlah peka, apalagi pada cucunya sendiri yang dirawatnya sedari kecil itu.
“Kalau masih ngantuk setelah sarapan istirahat, dulu katanya mau ada janji sama Idris!”. Senyum manis kukembangkan pada nenekku tercinta.
Saat ini hati dan badanku tak siap jika menerima kenyataan bahwa Lia sudah menikah, padahal gadis itu sangat diharapkannya saat ia pulang kekampung halaman. Jika saja dahulu ia sering pulang dan komunikasi berlanjut, kejadiannya mungkin tak akan seperti ini. Dan yang bersanding menemani Lia adalah teman dimasa SMP dan menjadi sahabat yang setia baik suka maupun duka. Dialah arjuna pencari cinta. Namun cinta Arjuna kandas ditengah jalan sebab jalanya tak sehaluan. Apalah daya, yang terjadi tak akan dihapus dan diganti. Kamal menelpon Idris untuk tidak melanjutkan misi pencarian Lia, rasanya dia sudah menyerah.
Karena terkejut dengan pengakuan Kamal, Idris berusaha membujuknya agar dia mau bersemangat mencari tahu jawaban yang sebenarnya.
“Jika hanya diam di tempat, kau tak akan tahu apa yang sebenarnya terjadi,kawan!”. “Kuharap kau tak menyesal dengan keputusanmu itu, siapa tahu Lia belum menikah dan yang menikah itu saudaranya yang lain?”. Idris merasa sedih pada kawan satu-satunya itu.
“Kurasa ia tak memiliki saudara,Dris!”.
“Ayolah kawan aku bersamamu, jika memang Lia bukan Jodohmu, masih ada Lia yang lain yang terbaik untukmu!”. Rasanya Idris sudah hilang akal membujuk Kamal.
“Lia beda dengan yang lain”. Sembari menutup wajah dengan kedua telapak tangan. Dan tampak butiran bening itu mengalir, disela jari kurus Kamal.
“Terserah kamu, Mal. Kalau kamu tidak mau dibantu, aku pulang saja. Rasanya aku tidak berarti bagimu, jika sedihmu tak mau lagi kau bagi!” Idris tampak putus asa dan mencoba berdiri dari tempat duduknya.
“Dris....”. “Insya Allah besok aku siap”. Dengan mimik wajah sendu ditampakkan oleh Kamal. Idris menyambutnya dengan senyum lega. Dia menganggukkan kepala dan berlalu meninggalkan Kamal yang bermuram durja.
* * *

Keesokan hari, keduanya berangkat pukul sepuluh pagi dengan membawa alamat yang diberikan oleh tetangga Lia. Setelah mencari kesana-kemari, akhirnya ketemu juga komplek perumahan Banyu Asri no 10 dengan taman kecil yang asri didepan rumahnya.
“Pencet belnya, Mal!” Idris menyenggol lengan Kamal.
Setelah dipencet, tak lama kemudian mulai terbuka sedikit pintunya. Siapakah gerangan dibalik pintu berdaun jati warna putih itu, hati Kamal berdebar tak karuan.
“Assalamu’alaikum...” Idris mengucap salam, tampak kamal hanya tertunduk.
“Wa’alaikumsalam....Cari siapa,Mas?”. Seorang lelaki tinggi semampai dan badanya tegap dibalik daun pintu keheranan.
“Apa benar ini rumahnya Ibu Aminah, yang dulu rumahnya di jalan Abdul Halim no 339?” Idris memberanikan diri bertanya.
“Iya...betul, mas-mas ini siapa ya?”
“Kami.....” mata Kamal melirik kedalam rumah.
“Siapa, Mas?” seorang wanita memotong jawaban Kamal.
“Kami Teman Lia, saya Kamal dan ini Idris”.
Wajah seorang wanita yang baru keluar sangat terkejut melihat sosok lelaki yang tak dikenal itu. Wanita itu,bukan Lia.
“Kamal..?” masih tidak percaya, dan akhirnya kami dipersilahkan untuk masuk kedalam.
“Mbak siapa ya?” tanya Kamal penasaran.
“Saya kakaknya Lia, dan ini suami saya”. Ada rona bahagia diwajah Kamal, yang sendu tadi. Idris pun tersenyum merasa lega, bahwa orang laki-laki itu bukan suami Lia. Jika dunia terbalik dan dia suami Lia, bisa mati berdiri kawannya itu.
“Kalau boleh tahu, Lia ada dimana ya, Mbak?”. Rasanya Kamal tak sabar ingin bertemu dengan wanita impiannya itu.
“Sebentar ya Kamal”. “Mas ayo masuk sebentar, ada yang mau saya katakan”. Lelaki tegap itu mengikuti istrinya masuk kekamar dekat ruang tamu. Setelah kira-kira sepuluh menit, mereka kembali dengan membawa amplop jingga, kemudian menyodorkan pada Kamal.
“A-Apa, ini Mbak?” pikirannya penuh teka-teki.
“Nanti bukalah, itu surat dari Lia yang ditulis sebulan yang lalu”. Rasanya hati mulai terguncang lagi. Ada apa dengan Lia?apa yang terjadi? Pikirannya mulai tak karuan.
“Kamal ingin bertemu Lia?” tanya kakak Lia dan Kamal dengan cepat ia mengangguk.
“Sekarang atau besok?” Mbaknya Lia menawar.
“Sekarang tidak apa-apa kok, Mbak!” melirik kearah Idris dan diikuti anggukan Idris tanda setuju.
“Baiklah kalau begitu kami antar kalian menemui Lia, disana juga ada ibu. Motor kalian biar dimasukkan bagasi saja. Dan ikut dengan mobil kami”.
Tanpa menawar lagi, Jazzi putih meluncur keluar. Dan meninggalkan perumahan asri itu. Didalam mobil tampak ada ketegangan dalam diri Kamal dan Idris, dan bertanya-tanya apa yang akan terjadi setelah ini. Kamal memperbanyak bersholawat agar hatinya tenang. Sementara Idris diam membisu, sesekali pasangan suami istri itu saling berpandangan dengan raut wajah yang tak dimengerti.
Waktu dhuha telah lewat, tergantkan dengan siang yang panasnya menyengat. Tampak lalu lalang kendaraan bermotor. Dua kali ada sedikit kemacetan lalu lintas. Malang tak lagi seperti dulu, banyak bangunan yang menghiasi pinggir jalan besar. Kini banyak Mall-mall yang menjulang dan mewah, sedikit sekali rumah kuno yang berdiri tegak dengan pohon-pohon disekelilingnya tak lagi rindang.
Seorang pemuda bermata elang itu, tampak sayu melihat kearah kaca disampingnya. Tampak lamunan mengenang masa remajanya dulu, yang belum mengerti akan sebuah makna cinta. Dipandangnya langit biru dan awan putih yang menggores indah. Tapi tak sebiru hatinya waktu itu. Ada mendung yang menyesakkan dada, debaran halus dijantungnya seakan menguatkan keadaan batin sang pemuda yang resah. Sepanjang jalan, doa ia panjatkan pada Robbul Izzati yang rahman dan rahim dan berharap semua akan baik-baik saja
(to be continued.....^-^)



sayembara!

mau tahu alur cerita selanjutnya???
coba tebak bagaimana akhir dari cerita seorang pemuda bernama KAMAL?
akankah ia akan bertemu dengan LIA? atau malah sebaliknya!akankah berakhir bahagia?atau malah sebaliknya? jika jawaban tepat, akan ada hadiah menarik, yaitu JEMPOL DUA dari sang penulis (*_^)
nantikan kisah selanjutnya......

Enter your email address:

Perjalanan belum berakhir

Senja mulai tegak diperaduannya
Tuk turunkan sang raja siang
Berlarian bocah-bocah kegirangan
Disaat surau kecil ditinggalkan

Damar-damar indah terpasang
Membuat pesona disepanjang jalan
Meski menunggu kelamnya malam
Alunan dan sahutan azan berkumandang

Disebuah dusun kecil aku dibesarkan
Membuat mata ini terbuka lebar
Keindahan akan keramahan sekitar
Hingga tak sanggup tuk ditinggalkan

Tersadar dalam lamunanku
Aku...sebuah tiang mereka
Pengabdianku...diharapkan disana
Jiwa ragaku....membuat harus tetap bertahan

Jalan hidup yang setapak
Kadang berliku kadang terjal
Semua butuh perjuangan dan tekad
Hingga sejarah tersenyum pada kita

Mungkin....suatu saat cita-cita ini kandas
Tak berbuah dan sangat menyakitkan
Namun, dari situ kita dapat dewasa
Tak semua kegagalan membawa petaka.

Enter your email address:

Udan ing Malang

Udan deres dalan kota Malang
Aku mlayu golek yup-yupan
Setitik jinjit karo pencolotan
Golek aman soko banyu udan

Ambek konco-konco nerobos udan
Kadang mripit dalan kos-kosan
Mandeg diluk nyeruput teh pojan (pojok dalan)
Awak anget, bonuse tunutan gak kudanan

Moleh kesoren tekok lab. MIPA
Mari praktikum Biokimia
Eman tenan lek ditinggal
Soale dosene Killer tenan

Udan tambah deres,angine nemen
Rasane bukuku gak aman
Pikiran selak moleh,ati gak sabaran
Syukur, angkot teko nampung awak kademen

Longgoh sesel-seselan
Soale manungsane kakean
Untung, awakku rodo kurusan
Gak popo, seng penting kengean

Dalane kota Malang kebanjiran
Pancen wes jarang wit-witan
Opo maneh di bangun kos-kosan
Kali amber gak ono penyerapan

Terakhir numpak bis Jombang
Mudun makam pahlawan
Awak teles gebes, Kuto Batu ora udan
Wong ojekan heran, aku kisinan

Udan iku Rahmate Pengeran
Gak ono udan, kebingungan
Teko omah, mari salam mlebu pawon
Dadar jagung jangan asem, enak tenan...

Eling-eling,15-04-2009

Enter your email address:

Detak Jam-ku : Airs

Detak jantung jam mejaku
Detik satu-satu dijam delapan sepuluh
Dibawah bulan berudu
Dering mayaku menunggu

(kuterlena dengan cerita syahdu yang berdengung ditelingaku, kadang buat menangis diselingi gurauan jenaka menggelitik.
Membekas dihati....)

(berulang sejarah terputus, dan harus kucari sendiri, membuat menanti. Dan kini,suara atau cerita syahdu
disaput oleh sunyi.....)

Detak jantung jam mejaku
Detik satu-satu dijam delapan sepuluh
Dibawah bulan beludru
Dering mayaku menunggu....

Kedip bintang bernuansa
Sedang kelam mulai bertahta
Denting telingaku berdansa
Seindah murai menghias angkasa

Jika mampu kuhentikan waktu
Kan kudengar syair rindu
Penghapus duka lara
Jadi senyum wajah sendu

Detak jantung jam mejaku
Semakin cepat ia berlalu
Detik tunjuk jam sepuluh sepuluh
Lelah kutunggu mayaku....

Risau hati tak menentu
Menanti suara yang dirindu
Kepingan sejarah rindu jadi satu
Hingga dapat terbingkai dihatiku

Namun,
Apalah arti penantian itu
Saat surya gantikan bulan
Tak ditemukan sepanjang malam
dia, gantikan dengan kunang-kunang

02-01-2009

Enter your email address:

Rabu, 08 April 2009

Miris

Menapakkan kaki ditanah kering
Telusuri debu hitam pekat penyakit
Udara makin lebam tak bersahabat
Batang kurus daun tak segar

Manusia .......
Tertawa saat para yatim menangis
Masih bisa menelan dunia saat janda mengantri tanah
Tak terbayangkan lagi, para lansia bernafaskan fatamorgana

Dunia ini,
Hembusan gunung muntahkan lahar
Raja api melahap jantung empunya
Ombakpun menghantam tak terima

Duh Gusti...
Akan menjadi apa duniaku ini?
Bukankah ruh Kau tiupkan tanpa sia-sia
Tapi makhluk-Mu, tak sadar jua

Duh Gusti....
Masihkah ada senyum yang dapat kulihat
Adakah rindu yang masih menetap
Doa dhuafa mengiris dan melaknat

Inikah karma-Mu, ya Rabb?
Atas sebutir dzarah dosa kami yang berlipat
Terkumpul jadi samudra keruh menunggu azab
Hanya Rahman Rahim-Mu yang diharap

"Dan bila dikatakan kepada mereka:
Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,
mereka menjawab: ""Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan."""
Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.”(Al-Baqarah:10-11)

Enter your email address:

Sepuluh Ribu

Dikantongku ada sepuluh ribu
Satu-satunya sisa hartaku
Didapat dari sol sepatu
Dari jam sepuluh sampai jam tujuh

Girang, kubawa sepuluh ribu
Kupegang erat dalam saku
Takut jatuh, atau
Ditiup angin kotaku

Sepuluh ribu hasil keringatku
Berwarna merah jambu
Walaupun Satu
Dia berharga bagiku

Saat lewat jalan setapak
Dengan senyum dan lompat-lompat
Tampak ibu duduk batuk –batuk
Mengeluh dadanya tak sembuh

Ibu malang, membuat iba
Kurelakan merah jambu untuknya
Kutinggal dan kudengar puji doanya
Meski tak kugenggam, aku sangat lega
”nanti makan apa, ya?”

(2008)

Enter your email address:

Rabu, 25 Maret 2009

Bambu Tua

Diatas tanah kering kuberdiri gagah
Tulang muda nan kuat
Tersusun rapi dan erat
Membuat nyaman yang membutuhkan

Setiap hari kulihat makhluk yang tak sama
Memanfaatkanku tuk lepas lelah
Disampingku beringin yang rindang
Penyejuk suasana hati yang datang

Terlalu banyak peristiwa
Apalagi masalah yang berganti
Laksana pendengar setia dikala sedih
Tapi layak disimpan sendiri
Bambu hijau itulah sebutanku
Kian hari mulai lanjut usia
Dengan banyak kudengar risau hati
Kegembiraaan juga terhiasi

Sang rayap mulai tergiur padaku
Tubuhku memar dan mulai kering
takut tak bisa berikan punggungku
dan kudengar lagi keluh mereka

kini tak bisa berdiri lagi
tulang-tulangku berserakan
angin bawa ruhku melayang
hanya kenangan yang tetap kusimpan
24-05-03

Enter your email address:

CERDASKAN ANAK DENGAN AL-QUR’AN

(Kupersembahkan untuk saudariku, yang akan menjadi seorang ibu termulia)

Oleh : al-Islamiyah

Bismmillahirrohmanirrohim

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Kita memuji-Nya, meminta pertolungan-Nya, dan hanya kepada-Nya kita memohon ampun dan hidayah, serta berlindung dari kejahatan diri (nafsu) kita dan keburukan amal-amal kita. Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah hamba serta pesuruh-Nya.

Dari Abu Hurairah ra. Bahwasanya Nabi saw bersabda, ” Setengah kewajiban orang tua memenuhi hak anak, ada 3 perkara, yaitu: 1. memberi nama yang baik ketika lahir, 2. Mendidiknya dengan Al-Qur’an (agama islam), 3. Mengawinkannnya ketika dewasa.”

  1. Memberi nama yang baik ketika lahir

Beberapa Hal yang Harus Dilakukan oleh Orang tua Setelah Kelahiran Anaknya adalah sebagai berikut:

    1. Menyuarakan adzan di telinga kanan dan qomat di telinga kiri bayi.

Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi, dari Abu Rafi’: Aku melihat Rasulullah saw menyuarakan adzan pada telinga Al-Hasan bin ‘Ali ketika Fatimah melahirkannya.”

b. Melakukan tahniq (menggosok langit-langit mulut bagian atas) dengan kurma yang sudah dilembutkan.

Caranya yaitu dengan menaruh sebagian kurma yang telah dikunyah atau dilumatkan pada jari, dan memasukkan jari itu ke dalam mulut bayi, kemudian menggerak-gerakkannya ke kiri dan ke kanan dengan gerakan yang lembut hingga merata di sekeliling langit-langit bayi. Jika kurma sulit di dapat, tahniq ini dapat dilakukan dengan bahan yang manis lainnya, seperti madu atau saripati gula, sebagaimana pelaksanaan sunnah Nabi saw.

Dari Abu Burdah, dari Abu Musa r.a., ia berkata: “Aku telah dikaruniai seorang anak, kemudian aku membawanya kepada Nabi saw. lalu beliau menamakannya Ibrahim, menggosok-gosok langit-langit mulutnya dengan sebuah kurma dan mendo’akannya dengan keberkahan. Setelah itu beliau menyerahkannya kepadaku.”

Hikmahnya dengan melakukan tahniq ialah untuk menguatkan syaraf-syaraf mulut dan gerakan lisan beserta tenggorokan dan dua tulang rahang bawah dengan jilatan, sehingga anak siap untuk menghisap air susu ibunya dengan kuat dan alami. Lebih utama kalau tahniq ini dilakukan oleh ulama / orang yang shalih sebagai penghormatan dan pengharapan agar si bayi menjadi orang yang shalih pula.

c. Mencukur rambut kepala bayi, Memberi nama, dan Aqiqah.

Aqiqah adalah tanda syukur kita kepada Allah SWT atas nikmat anak yang diberikan-Nya. Juga sebagai washilah (sarana) memohon kepada Allah SWT. agar menjaga dan memelihara sang bayi. Hukum aqiqah adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi para wali bayi yang mampu, bahkan tetap dianjurkan, sekalipun wali bayi dalam kondisi sulit. Yaitu, dengan menyembelih dua ekor kambing bagi anak laki-laki dan satu ekor kambing bagi anak perempuan.

Berdasarkan atas hadits dari Ummu Karaz al-Ka’biyah, Rasul saw. bersabda: “Bagi anak laki-laki (disembelihkan) dua ekor kambing dan bagi anak perempuan (disembelihkan) satu ekor. Dan tidak membahayakan kamu sekalian apakah (sembelihan itu) jantan atau betina” (H. R. Ahmad dan Tirmidzi)

Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya anak itu diaqiqahi. Maka tumpahkanlah darah baginya dan jauhkanlah penyakit daripadanya (dengan mencukurnya).” (Hadits shahih riwayat Bukhari, dari Salman Bin Amar Adh-Dhabi).

Rasulullah saw. bersabda : “Setiap anak itu digadaikan dengan aqiqahnya. Ia disembelihkan (binatang) pada hari ke tujuh dari hari kelahirannya, diberi nama pada hari itu dan dicukur kepalanya”. (Ahmad dan Imam Empat dan disahihkan oleh Turmudzi).

Hal di atas berlaku untuk orang yang dikaruniai rizqi yang cukup oleh Allah SWT. Sedangkan orang yang kemampuannya terbatas, diperbolehkan untuk meng’aqiqahi anak laki-laki maupun anak perempuan dengan satu ekor kambing. Hal ini berdasar atas hadits dari Ibnu ‘Abbas r.a.: “Bahwa Rasulullah saw. telah meng’aqiqahi Al-Hasan dan Al-Husain dengan satu ekor biri-biri.” (H.R. Abu Dawud), dan juga riwayat dari Imam Malik: “Abdullah bin Umar r.a. telah meng’aqiqahi anak-anaknya baik laki-laki maupun perempuan, satu kambing-satu kambing.”

d. Dianjurkan agar ‘aqiqah itu disembelih atas nama anak yang dilahirkan.

Hal ini berdasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu al-Mundzir dari ‘Aisyah r.a.:Nabi saw. bersabda: “Sembelihlah atas namanya (anak yang dilahirkan), dan ucapkanlah, ‘Dengan menyebut nama Allah. Ya Allah, bagi-Mu-lah dan kepada-Mu-lah ku persembahkan ‘aqiqah si Fulan ini.” Akan tetapi, jika orang yang menyembelih itu telah berniat, meskipun tidak menyebutkan nama anak itu, maka tujuannya sudah tercapai.

e. Disukai untuk memberi nama anak pada hari ketujuh dengan memilihkannya nama-nama yang baik, lalu mencukur rambutnya, kemudian bersedekah senilai harga emas atau perak yang setimbang dengan berat rambutnya. Dari Ali r.a. berkata: Rasulullah saw. memerintahkan Fatimah dan bersabda : “Timbanglah rambut Husain dan bersedekahlah dengan perak sesuai dengan berat timbangan (rambut)nya dan berikanlah kaki kambing kepada kabilah (suku bangsa)”.


2. Mendidiknya dengan Al-Qur’an (agama islam)

Mendidik seorang anak adalah kewajiban. Anak adalah amanah yang dititipkan Allah SWT kepada para orang tua. Orang tua merupakan figur teladan bagi anak-anak mereka. Mendidik anak dalam rumah tangga tentu saja harus didiringi dengan kekuatan akhlak yang baik dari para orang tua. Sebagai orang tua hendaklah mendidik anak-anaknya dengan mencontoh figur Rosulullah sallallahu ’alaihi wa sallam. Bukankah Rosulullah merupakan suri tauladan yang baik, mengajarkan dengan akhlak yang baik. Dimana akhlak Rosulullah adalah Al-Qur’an. Meskipun tidak seluruhnya dan sesempurna seperti beliau, tapi berusaha semampunya seperti sunnah baginda Rosulullah sallallahu ’alaihi wa sallam.

Tujuh macam amal jariyah yaitu:

1. Membangun masjid, sepanjang dibuat sholat,

2. Membuat saluran air muinum, selama diminum masyarakat

3. Menulis mushaf (Al-Qur’an)selama dibaca orang

4. Menggali sumur, selama digunakan orang

5. Menanam pohon/tanaman, selam dimakan orang/burung dan lain-lain

6. Mendidik / Mengajarkan ilmu, selama dimanfaatkan

7. Meninggalkan anak saleh selama mendoakan dan istighfar untuknya. Yakni ketika mendidik anak dengan ilmu dan Al-Qur’an, orang tuanya /pendidik akan memperoleh pahala selama anak tersebut melaksanakan atau mengamalkan ilmu / Al-Qur’an. Tetapi, ketika punya anak dibiarkan terlantar pendidikannya (sehingga menjadi fasik), maka orang tuanya disamping menanggung dosanya sendiri (akibat terlena) juga dosa-dosa anaknya.” Demikianlah Yazid Raqqasyi, dan diriwayatkan Anas bin Malik ra.

(Allah) Yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan Al-Qur’an. Dia menciptakan manusia.” (Ar-Rahman : 1-3).

Sesungguhnya, nikmat Al-Quran merupakan karunia dan anugerah paling agung yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. Bahkan, Allah Azza Wajalla yang lebih mendahulukan Al-Quran daripada penciptaan manusia. Allah juga menganugerahkan karunia yang sangat agung, akan meninggikan derajat serta martabat, dan melipatgandakan pahala bagi siapa saja yang mempelajari, menghayati, menghafal dan menerapkan Al-Qur’an.

Al-Qur’an mengandung nilai ibadah dalam membaca, menghafal, dan mengamalkan hukum-hukum, etika-etika, serta akhlak-akhlak yang dikandungnya. Al-Qur’an juga mengandung aturan-aturan yang mencakup kehidupan manusia, baik di dunia maupun akhirat. Rosulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda : ”Ibadah ummatku yang paling utama adalah membaca Al-Qur’an.” dan ” Barang siapa membaca satu huruf dari kitabullah, ditulis baginya satu kebaikan dan kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipat.”

Subhanallah, sungguh mulianya Al-Qur’an bagi kita, apalagi saat ini banyak sekali kita temukan lembaga-lembaga pengkajian Al-Qur’an dan taman pendidikan Al-Qur’an yang mulai menjamur dengan berbagai cara dan metode yang dapat memudahkan masyarakat apalagi untuk anak-anak untuk dapat (baca: bisa) membaca dan mempelajari Al-Qur’an. Penanaman Al-Qur’an sejak dini terhadap anak sangatlah penting, apalagi besar sekali manfaatnya bagi perkembangan EQ dan IQ dengan adanya Al-Qur’an dihati mereka.

Sabda Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam, ”Allah ta’ala berfirman: Barang siapa disibukkan dengan menyebut nama-Ku dan membaca Kitab-Ku hingga ia tidak sempat meminta kepada-Ku, maka Kuberikan kepadanya sebaik-baik yang Kuberikan kepada orang-orang yang meminta.” bukankah hidup kita penuh dengan kebaikan-kebaikan yang Allah berikan. Dan kita mendamba selalu kebaikan Allah swt yang membawa berkah pada hidup kita. Tanpa-Nya kita tidak akan bisa menikmati sajian keindahan yang dianugerahkan berupa nikmat yang tak terhitung banyaknya, sehingga dapat mengantarkan kita untuk selalu mengingatnya dengan menyebut dan meletakkan Allah swt dihati kita.

Sebagai manusia yang bersyukur, sudah hak dan kewajiban kita untuk selalu menyibukkan diri dengan mengingat-Nya dan sebuah nikmat yang menyejukkan ketika kita selalu menyebut nama-Nya ketika duduk atau berdiri. Dan Allah swt akan memenuhi apa yang menjadi kebutuhan kita, bahkan ketika tidak sempat meminta pada-Nya, Dia akan mencukupi kebutuhan kita. Apalagi mengharapkan anak-anak kita menjadi ahli al-Qur’an yang mempunyai akhlak mulia, cerdas, dan salih. Betapa senangnya para orang tua atau guru yang mendidik anak-anaknya tumbuh menjadi insan kamil, yang bermanfaat bagi orang lain. Dengan teladan yang ditampilkan oleh para orang tua dan guru pastinya akan berdampak pada anak-anak , mereka juga akan banyak meniru segala sesuatu yang terdapat pada diri kita. Maka, mari kita beri contoh sebaik mungkin dan tanamkan pada diri anak-anak akhlakul karimah berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah Rosululloh SAW.


Bagaimana menanamkan kecintaan Al-Qur’an bagi anak-anak?

Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata : Rasulullah menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan :”Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada ilah selain-Nya, sesungguhnya diantara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli syurga hingga jarak antara dirinya dan syurga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya diantara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli syurga maka masuklah dia ke dalam syurga.” (Riwayat Bukhori dan Muslim).

Menjadi seorang ibu adalah suatu yang sangat mulia. Apalagi kebahagiaan akan terasa lengkap jika mendapatkan anugerah dari Allah SWT seorang anak yang solih dan solihah. Dan awal keberhasilan mendidik seorang anak menjadi seorang yang berakhlak mulia, alim, dan solih tidak akan terlepas dari peran kedua orang tua, terlebih lagi bagi seorang ibu. Jika menginginkan anak kita terlahir sebagai orang yang ahli dalam Al-Qur’an (baik akhlaknya, sikapnya, perbuatannya yang sesuai dengan syariat islam yaitu Al-Qur’an), maka ketika seorang anak masih dalam kandungan hendaknya sudah diperdengarkan bacaan-bacaan Al-Quran.

Al-Hafidz Ustadz Sufyan Al-Makky mengatakan, ” Jika ingin mencetak seorang anak yang hafidz (hafal Al-Qur’an) dan dapat dimudahkan baik membacanya, menghafal dan mengamalkan Al-Qur’an, maka ketika seorang ibu hamil 4 atau 5 bulan sering diajak bicara dengan Al-Qur’an. Dan Insya Allah anak tersebut pasti akan menjadi ahli Al-Qur’an.” Didalam Al-Qur’an banyak sekali doa-doa yang isinya untuk mendoakan anak agar menjadi anak-anak yang salih dan shalihah. Seperti, ada ulama’ yang mengatakan, ”Jika ingin mendoakan anak maka bacalah setelah subuh dan ashar sebanyak tiga atau 7 kali,” ayatnya yaitu:

(ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui".

Adapula doa yang hendaknya dibaca setiap hari setelah selesai sholat fardhu dan setiap kali kita berdoa, seperti yang terkandung dalam surah Al-Furqan : 74

Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”

Sesibuk apapun orang tua dengan berbagai macam profesinya, hendaklah dari awal kehamilan ditanamkan kecintaan terhadap Al-Qur’an meskipun sedikit tapi jika istiqomah akan dapat merasakan kemuliaan dan keberkahan dari Kalamullah itu. Ditunjukkan dalam hadist diatas, ”Penciptaan manusia ketika menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya.” Dari sinilah Allah akan memberikan ketetapan atau takdir yang akan dialami seorang anak, jika sejak semula orang tua istiqomah membaca Al-Qur’an dan memohon pada Allah yang terbaik bagi anak, Allah SWT pasti akan memberikan apa yang diinginkan oleh kedua orang tuanya dengan berkah dari Al-Qur’anul Karim. Bukankah Allah pengabul segala doa bagi umatnya?.

Seorang ibu hendaknya sering-sering memperdengarkan bacaan Al-Qur’an ketelinga bayinya ketika menggendong, ketika akan menidurkan atau menyusui. Semakin sering Al-Qur’an diperdengarkan semakin mudah penanaman dan kecintaan Al-Qur’an pada seorang anak.

Setelah anak tumbuh besar saat anak bisa berbicara (sekitar umur 2 tahun) kita bisa ajarkan bacaan dari Al-Qur’an, sebab pada umur 2 tahun anak akan meniru ucapan yang keluar dari orang disekitarnya. Ketika anak mulai fasih berbicara, kita dapat tanamkan kecintaan terhadap Al-Qur’an dengan mengajari mereka cara membaca Al-Qur’an, menghafal ayat-ayat Al-Qur’an yang mudah, bagaimana adab-adab atau etika membaca Al-Qur’an , diceritakan keutaman dan kemuliaan Al-Qur’an bagi siapa saja yang membaca atau yang menghafalnya, menceritakan kisah-kisah, contoh-contoh, serta peristiwa-peristiwa yang telah berlangsung dan yang akan terjadi atas izin Allah SWT dengan bersumber pada Al-Qur’an serta rahasia-rahasia Allah SWT yang terkandung dalam Al-Qur’an. Dan pastikan mereka mendengarkan apa yang kita berikan sehingga Al-Qur’an akan menyentuh hati mereka, sehingga mereka akan terikat dengan Al-Qur’an baik dari aspek kecintaan maupun pengetahuannya.

Jika orang tua tidak mampu mengajarkan sendiri Al-Qur’an, banyak sekali lembaga-lembaga pendidikan Al-Qur’an baik formal maupun nonformal yang mampu mencetak generasi Qur’ani sehingga memudahkan orang tua untuk mendidik mereka dan menanamkan kecintaan pada Al-Qur’an.

Al-Hafidz as-Suyuti berkata, “Pengajaran al-Qur’an adalah dasar dari prinsip-prinsip islam. Anak-anak tumbuh diatas fitrahnya dan cahaya-cahaya hikmah yang masuk kedalam kalbu mereka sebelum dikuasai oleh hawa nafsu dan cahaya hitamnya yang dilekati kotoran-kotoran maksiat dan kesesatan.”

Abu Dawud meriwayatkan dari Sahal bin Mu’adz ra. Bahwa Rosulullah saw bersabda, “ Barangsiapa yang membaca al-Qur’an dan mengamalkannya, maka Allah akan memakaikan kepada kedua orang tuanya sebuah mahkota pada hari kiamat, yang cahayanya lebih bagus dari cahaya matahari.”

Disamping itu, penting sekali memberi asupan gizi yang halal dan baik kepada anak-anak sehingga mereka mampu menyerap ilmu dan memudahkan mereka dalam menghafal ilmu yang mereka pelajari. Sebab, dengan memberikan barang-barang atau makanan yang halal bagi mereka, Allah akan cepat mengabulkan doa orang tua sehingga akan menjadikan anak-anak yang berakhlak mulia, salih, alim, cerdas dan ahli Al-Qur’an. Rosulullah SAW bersabda, “ Makanlah makanan yang baik (halal). Niscaya dikabulkan doamu.” Jika menginginkan anak yang cerdas salih dan ahli Al-Qur’an maka usahakanlah untuk memberikan mereka makanan atau barang-barang yang halal.

Hasil Pendidikan dan Penanaman Al-Qur’an pada anak-anak

Dalam kitab Ihya’ Ulumuddin, bahwa Rosulullah sallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, bahwa Allah Azza wa jalla membaca surat Thahaa Yaa Siin 200 tahun sebelum menciptakan makhluk. Tatkala malaikat mendengar Al-Qur’an, mereka berkata, “ Beruntunglah umat yang diturunkan Al-Qur’an ini kepada mereka, dan beruntunglah rongga tubuh yang mengandung Al-Qur’an ini serta beruntung pula lisan yang membacanya.”

Sungguh beruntung sekali Umat Nabi Muhammad SAW, yang dianugerahi dan hidup dengan berpedoman pada Al-Qur’an. Apalagi dengan banyak membaca, menghayati, mempelajari, menghafal terlebih lagi mengamalkan isinya merupakan sebuah kenikmatan yang sangat besar. Banyak sekali bukti dengan penanaman al-Qur’an sejak dini dan menjadikan seorang anak memiliki kecerdasan yang luar biasa, salih dan memiliki akhlak yang mulia. Bukankah pendahulu kita (para ulama yang ’arif dan sangat tawadhu’ pada Allah) tidak terlepas dari didikan Al-Qur’an.

Sebut saja Al-Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i, atau yang disebut dengan Imam Asy-Syafi’i yang mempunyai akhlak mulia dan beliau hafal Al-Qur’an pada usia tujuh tahun. Beliau adalah benar-benar sosok yang ahli pada semua bidang ilmu dan banyak sekali kitab-kitab yang ditulisnya dan bermanfaat bagi kaum muslimin. Dengan ilmunya, kita dapat merasakan islam telah sampai pada kita dan pendahulu-pendahulu sebelum kita. Semua itu tidak terlepas dari Al-Qur’anul Karim.

Diceritakan bahwa Syekh Muhammad bin al-Jazari mempunyai bapak seorang pedagang. Ia berharap agar Allah mengabulkan doanya untuk mendidik anaknya dengan pendidikan agama, serta mengasuhnya dengan baik. Sehingga, Ibnu al-Jazaripun akhirnya tumbuh disebuah rumah yang penghuninya sangat menghargai dan menghormati ilmu pengetahuan. Keluarganyalah yang membantunyadalam menyempurnakan hafalan al-Qur’an-nya. Ketika ia berusia 13 tahun, beliau sudah mendengarkan hadist, membaca al-Qur’an, dan meggabungkan bacaan imam ynag tujuh, dan juga mengumpulkan bacaan-bacaan di negeri Syam.

Pada masa Rosulullah saw. Banyak sahabat-sahabat yang mempunyai kemulian karena al-Qur’an sebab mengafal kalamullah itu, seperti Amr bin Salmah, al-Barra’ bin Azib, Zaid bin Haritsah dan masih banyak lagi yang lainnya. Sampai-sampai Zaid bin Tsabit ra. Termasuk salah seorang penghafal al-Qur’an yang mapan dan menjadi sandaran Khalifah Abu Bakar dan Ustman dalam mengumpulkan.

Dari penelitian saya, anak-anak yang fasih bacaan Al-Qur’annya dan sebagian mereka masih dalam tahapan menghafal, prestasi mereka lebih baik dari pada teman mereka yang lain (yang tidak bisa membaca al-Quran) rata-rata nilai mereka baik-baik sehingga kebanyakan mereka dapat beasiswa dari pemerintah setempat. Ada yang masuk 3 besar, 5 besar, 10 besar, bahkan masuk 10 besar ujian nasional se-Kota tempat saya tinggal. Ada juga yang masuk kelas ekselerasi / khusus di Madrasah Tsanawiyah favorit sehingga dia menempuh studinya hanya 2 tahun saja. Menurut pengamatan saya, anak-anak yang bisa membaca al-Qur’an mereka lebih fasih melafalkan bahasa arab dan kebanyakan mereka memiliki akhlak yang mulia, patuh dengan guru dan orang tuanya, dan suka berbuat baik pada saudara dan teman-temannya. Sebagian dari mereka juga mendapatkan berkah dari al-Qur’an, mereka mendapatkan kehormatan pada setiap festival dalam pembacaan al-Qur’an.

Ali karamallohu wajhah berkata, “ Kalau aku mau, niscaya aku muati 70 ekor unta dengan tafsir Al-Fatihah. Maka jelaslah bahwa rahasia-rahasia Al-Qur’an tidak habis dan keajaiban-keajaibannya tidak terhitung.” Bukankah al-Qur’an merupakan mukjizat yang nyata dan didalamnya terdapat keberkahan-keberkahan yang tidak disangka bagi pembacanya dan yang mengamalkannya? Maka amat sangatlah penting mendidik anak-anak dan mencerdaskan mereka dengan al-Qur’an. Semoga Allah selalu memberi kemudahan mendidik mereka dengan berkah al-Qur’anul Karim. Amin.

Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab(hari kiamat).” (Ibrahim:40-41)

Ya Allah jadikan al-Qur’an sebagai musim semi dan cahaya hati kami. Hunjamkan kecintaan kedalam hati putra-putri dan anak didik kami untuk membaca, menghafal dan berpegang teguh padanya. Jadikan ia sebagai cahaya bagi jalan kehidupan mereka. Amin, Ya Robbal Alamin.

Enter your email address: